Sunday, May 29, 2011

Saat Daun Daun Kering itu berguguran


Kak..nanti datang konser IzIs?

Ya..kan udah beli tiket..
Dari kelas tahfidz balik lagi ke kamar ato gimana?
Langsung aja dari kelas tahfidz..
Wah..berarti harus mandi dulu donk
Wkkkkwkkakakkakakkakakakkakkaka
Kakkakkaka kkk
F1.1.c & b langsung gerrrsrrrrr

Thursday, May 26, 2011

Shoutul Harokah: Bangkitlah Negeriku

BANGKITLAH NEGERIKU
Album : Ini Langkahku
Munsyid : Shoutul Harakah
http://liriknasyid.com



Tatap tegaklah masa depan
Tersenyumlah tuk kehidupan
Dengan cinta dan sejuta asa
Bersama membangun Indonesia

Pegang teguhlah kebenaran
Buang jauh nafsu angkara
Berkorban dengan jiwa dan raga
Untuk tegaknya keadilan

Bangkitlah negeriku harapan itu masih ada
Berjuanglah bangsaku jalan itu masih terbentang

Bangkitlah negeriku harapan itu masih ada
Berjuanglah bangsaku jalan itu masih terbentang

Selama matahari bersinar
Selama kita terus berjuang
Selama kita satu berpadu
Jayalah negeriku jayalah!
... 

Izzatul Islam

BANGKIT NEGERIKU
Album : Saatnya Kemenangan
Munsyid : Izzatul Islam
http://liriknasyid.com



Bangkit Negriku

Seruan kebangkitan tlah menggema
Memanggilmu wahai putra putri bangsa
Bergegaslah sambut dengan gembira
Bersatulah untuk Indonesia Jaya

Hapuskan dendam bersihkan hati
Buang kebencian antar generasi
Masa lalu adalah guru
Masa depan adalah harapan

Bangkitlah negriku
Harapan masih ada
Berjuang bersama
Membangun bangsa

Bangkitlah negriku
Harapan masih ada
Berjuang bersama
PK Sejahtera

Wednesday, May 25, 2011

Kesaksian Ustadz Hilmi Aminudin atas Ustadzah Yoyoh Yusroh (alm)

Assalamu âalaikum wr. wb.

 Innalillahi wa inna ilaihi rajiâun tsumma Innalillahi wa inna ilaihi rajiâun tsumma Innalillahi wa inna ilaihi rajiâun.
 Alhamdulillah wash sholatu was salamu âala rasulillah wa âala alihi wasohbihi wa ma walah.
Wa qolallahu azza wa jalla fi kitabihil aziz, aâudzubillahi minasy syaitanir rajim, 
wa likulli ummatin ajal, faidza ja-a ajaluhum la yastaâkhiruna saah â wa la yastaqdimun.
wa qola: kullu nafsin dza-iqatul maut, wainnama tuwaffauna ujurakum yaumal qiyamah, fa man zuhziha âanin naari wa udkhilal jannata fa qad faza. Wa mal hayatud dunya illa mataâul ghurur.
wa qola: minal mukminina rijalun shodaqu ma âahadullaha alaihi, fa minhum man qadla nahbahu wa minhum man yantazhir, wa ma baddalu tabdilaa.
Shodaqollahu azhim
 
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,

Saya diminta untuk mewakili keluarga besar almarhumah ustadzah Yoyoh Yusroh dan keluarga besar ayahanda beliau, ayahanda almarhumah, KH Abdushshomad (alm) dan Hj. Siti Aminah ibunda Yoyoh, begitu juga tiga belas anak-anaknya.

Pertama-tama untuk menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada hadirin-hadirat yang telah meluangkan waktu untuk bertakziyah dan mendoakan almarhumah. Mudah-mudahan doanya insya Allah diterima oleh Allah swt.

Jika sebagai manusia ada kekhilafan, ada kesalahan, ada kelalaian mohon dimaafkan. Begitu juga jika ada hutang-piutang yang tidak diketahui keluarga mohon disampaikan kepada pihak keluarga untuk diselesaikan dan atau kemudian jika tidak sempat menghubungi keluarga mudah-mudahan bisa meridhokan, bisa meridhokan sehingga tidak menjadi beban bagi almarhumah.

Hadrin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,
Selain mewakili keluarga besar almarhumah saya di sini juga mewakili keluarga besar jamaah Partai Keadilan Sejahtera yang pada hari ini merasa kehilangan kader terbaiknya, kader yang merintis dari awal pertumbuhan jamaah dakwah ini, gerakan dakwah ini. Dari awal tahun 80 beliau sudah bergabung dengan aktifitas dakwah ini, bergabung dengan penuh semangat wala wal intima', semangat loyalitas dan komitmen. Bergabung dalam gerakan dakwah ini dengan semangatthoat wat tadlhiyyah. Seluruh hidupnya diwakafkan, diserahkan pada dakwah ini. Seluruh perjalanan hidupnya telah bergabung dengan dakwah ini secara totalitas, diberikan untuk dakwah ini. Dalam hal ini kita merasa kehilangan.

Sesungguhnya yang merasa kehilangan bukan hanya jamaah dakwah Partai Keadilan Sejahtera, bukan hanya bangsa Indonesia, tetapi saya sendiri dari sejak pagi menerima takziyah dari segenap penjuru dunia, dari negara-negara ASEAN, dari negara-negara Timur Tengah menyampaiakn takziyah ini. Karena sekali lagi yang kehilangan bukan hanya jamaah dakwah Partai Keadilan Sejahtera, bukan hanya bumi pertiwi Indonesia, tapi ikut kehilangan juga Masjidil Aqsha dengan Baitul Maqdis-nya, seluruh mujahidin-mujahidah di Palestin sudah menyampaikan takziyahnya dan merasa kehilangan. Bukan hanya bumi Indonesia yang kehilangan amarhumah bahkan bumi di mana terletak Masjidil Aqsha-pun merasa kehilangan, bumi para mujahidin-mujahidah yang sampai hari ini sedang dikepung oleh tentara zionisme Israel turut juga merasa kehilangan. Karena beliau selain mewakili jamaah dakwah Partai Keadilan Sejahtera, sebagai anggota DPR juga mewakili bangsa Indonesia hadir di tengah-tengah pejuang mujahidin di Gaza, sehingga mereka pun ikut merasa kehilangan. 

Bahkan, baru saja kita juga menerima takziyah dari kesatuan-kesatuan milliter dan kepolisian Indonesia yang sedang bertugas melaksanakan menjaga perdamaian di Sudan di Darfur pun menyampaikan takziyahnya. Semuanya ini adalah merupakan respon atas kehilangan seorang daiyah seorang mujahid/mujahidah dakwah yang telah memperlihatkan dedikasinya untuk apa yang dia yakini, apa yang dia cita-citakan dan apa yang dia perjungkan.

Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,

Sekilas bagaimana dakwah ini bertemu dengan beliau, pada akhir tahun â sekitar pertengahan tahun 80 beliau sebagai mahasiswi di IAIN Ciputat, waktu itu masih mahasiswi baru dan kebetulan saya sekali-kali diundang ceramah oleh mahsiswa di sana - mahasiswi di sana, ternyata beliau bukan hanya pendengar ceramah yang baik tapi langsung menginginkan adanya komitmen dengan nilai-nilai yang diceramahkan. Dan sejak saat itulah beliau tidak pernah lepas dengan dakwah ini, dengan segala pengorbanannya. Bahkan ketika rezim Orde Baru memenjarakan saya selama dua tahun beliau terus melakukan langkah-langkah dakwah dan ketika saya keluar dari penjara beliau segera menemui saya lagi dan bergabung lagi, tanpa malu dengan eks tahanan politik. Terus bergabung.

Bahkan ada titik-titik sejarah yang mungkin pada generasi sekarang sulit mengaplikasikannnya. Ketika masuk saatnya beliau harus menikah beliau datang kepada saya dan mengatakan, âUstadz saya diminta orang tua untuk segera menikah.â Saya katakan, âInsya Allah saya doakan semoga diberikan kemudahan.â âTapi calonnya minta dicarikan ustadz, saya ingin sesama aktifis dakwah.â âAda pilihan?â âTidak ada pilihan. Pilihan jamaah dan pilihan Allah itulah yang akan menjadi pilihan saya.â

Dan segeralah saya mencari-cari siapa yang sudah jadi, sudah tentu pada saat itu masih mahasiswa dan mahasiswi yang iklimnya sulit untuk siap nikah waktu itu. Dalam kesulitan mencari itu akhirnya kita menggunakan logika qum ya Hudzaifah! Lalu yang menyambut panggilan qum ya Hudzaifah, itulah suami beliau yang setia mendampingi beliau sampai sekarang yaitu akhunal fadhil Budi Darmawan. Yang ketika saya minta segera mengasih tahu orang tua beliau di Bandung, bahkan belum tahu nama lengkapnya. Ketika ditanya oleh orang tuanya, âBudi siapa nama calon istrimu?â âYoyoh.â  âYoyoh apa?â âBelum tahu.â Tapi orang tua Budi Darmawan ini seorang sholih dan sholihah dan menemui saya dan merestui rencana pernikahan bahkan mempersiapkan segala perangkat rumah tangganya dan kemudian sayalah yang melamar beliau kepada KH. Abdushshomad almarhum, yang kemudian juga beberapa hari kemudian menyelenggarakan pernikahannya. Seluruhnya bahkan proses ini sepertinya almarhumah dan akh Budi Darmawan kayaknya belum pernah ketemu sebelum proses ini. Inilah sikap generasi pertama dari yang memegang komitmen dengan dakwah ini. Yang kisah-kisah seperti itu sangat banyak tapi yang sangat menonjol adalah kisah almarhumah ini.

Begitu juga dengan perjuangan-perjuangan, baik sebelum era reformasi dengan segala ketekunannya ekspansi dakwah hampir ke seluruh penjuru Indonesia dan sesudah era reformasi dan kita bersama komponen bangsa yang lain membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ini menuju yang lebih baik, almarhumah dengan sangat tekun menjadi legislator dua periode di DPR, Ti Ti...tiga? Tiga periode di DPR,   yang periode ketiganya ini belum selesai. Jadi beliau tiga periode ini secara terus menerus berjuang dan membuktikan dedikasi dalam kiprahnya. Bahkan ketika ditugaskan di komisi I, luar biasa perkembangan kiprahnya merambah seluruh dunia yang memerlukan kontribusi Indonesia baik dalam pembebasan Palestina, perdamaian Sudan atau di Lebanon atau di Istanbul hampir tugas-tugas internasional semua beliau laksanakan. Ini sudah barang tentu menjadi suri tauladan bagi kita semua dan beliau tidak pernah dalam melaksankan tugas ini mengeluh biaya dan menanyakan dari mana biayanya? Siapa yang mengurusnya? Tidak! Seluruhnya dimenej dikelola dengan kemampuan semangat ruhul badzlu wat tadlhiyah. Keteladanan inilah yang harus kita ikuti dan kita lanjutkan.

Sudah barang tentu beliau tadi jam 03.30 dipanggil oleh Allah swt untuk insya Allah menikmati pahala dari kerja keras, dari pengorbanan, dari perjuangan, dari jerih payah. Mudah-mudahan insya Allah kita diberi kesempatan oleh Allah swt untuk bergabung dengan beliau kalak di jannatil Firdausi a'la. 

Tadi saya bacakan ayat yang menyebutkan minal mukminina rijalun shodaqu ma âahadullaha alaihi, fa minhum man qadla nahbahu wa minhum man yantazhir,  dan almarhumah termasuk yang man qadla nahbahu,  telah menunaikan tugasnya dan menghadap kepada Allah swt, dan kita termasuk waminhum man yantazhir. Mudah-mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah swt utk tetap meneruskan semangat seperti yang dicontohkan oleh almarhumah yaitu semangatwala baddalu tabdilla, tidak pernah mau mengubah keyakinan keimanan dan  aqidahnya,  tidak pernah mau merubah idealisme sikapnya dan tidak mau merubah minhaj langkah-langkah perjuangannya dan tdk mau merubah ghoyah tujuan perjuangannnya, wa ma baddalu tabdiila, itulah yang diwariskan oleh almarhumah kepada kita. Mudah-mudahan Allah swt pertama-tama menempatkan almarhumah fi maq'adi shidqin âinda malikin muqtadir dan mudah-mudahan juga memberikan kepada kita semangat wa ma baddalu tabdiila, istiqomah terus lurus dalam memperjuangkan nilai-nilai yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. 

Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah swt,

Kisah perjuangan beliau kalau ditulis mungkin berjilid-jilid buku. Silahkan dari saya sebagai pembuka bagi hadirin-hadirat yang mungkin kreatif memunculkan sejarah-sejarah perjuangan dari kader-kader dakwah yang telah qodho nakhbahu yang telah menunaikan tugasnya dengan  sungguh benar. Mudah-mudahan insya Allah bisa diwariskan kepada generasi penerusnya terutama putra-putrinya yang insya Allah dalam kesibukannya berjuang tapi insya Allah putra-putrinya tiga belas adalah minash shilihin was sholihat. Dan ini juga membuktikan bahwa kesibukan perjuangan tidak membuat lalai mengurus rumah tangga, begitu juga kesibukan rumah tangga tidak membuat lalai untuk melaksanakan tugas-tugas perjuangan. Ini contoh mempertemukan antara tugas-tugas kerumahtanggaan dan tugas-tugas perjuangan disatupadukan dalam jiwa hidup perjuangan dan pengorbanan yang penuh telah diberikan oleh almarhumah ustadzah Yoyoh Yusroh. Insya Allah, aqulu qouli hadza, astaghfirullaha li wa lakum. 

Assalamu âalaikum wr wb. 

[Translate dari rekaman audio oleh Abu Rasyidah / www.mimbarpenyuluh.com]


Catatan:
  • Sambutan ini disampaikan dihadapan ratusan pelayat setelah pelaksanaan sholat jenazah atas almarhumah Yoyoh Yusroh di Masjid Komplek Rumah Dinas DPR RI â Kalibata, Sabtu 21 Mei 2011 / 17 J. Tsani 1432, sesaat sebelum diberangkatkan ke Tangerang untuk dimakamkan.
  • Teks kesaksian ini merupakan hasil translate dari rekaman suara, dan ada beberapa kata yang barangkali tidak sama persis karena suaranya tidak terekam jelas (sepertinya tidak lebih dari 5 kata), tetapi tidak sampai menggangu dari segi isi.
  • Nada suara ustadz Hilmi Aminudin berat dan beberapa kali sangat nampak kesedihan dan keharuan beliau bahkan hampir pecah tangis.
  • Dari kalangan jamaah juga sesekali terdengar isak tangis kesedihan dan beberapa kali terdengar takbir mendengar kisah perjuangan almarhum ustadzah Yoyoh Yusroh.

Sunday, May 22, 2011

Dalam Masa Setengah Abad


Menjelang 25-5

Di tengah hening

Di saat tangan ini lelah melambai-lambai di atas mesin yang super canggih ini
Lenovo G460 hitam yang kuperoleh dari hasil sebuah persembahan ilmu dan persahabatan
Kadangkala ku terperanjak dari lamunan siang
Tak terasa waktu hampir mendekati setengah abad
Kuhitung satu persatu apa yang telah kutorehkan dalam jiwa
Kubaca tiap bait cerita hidup saat dalam kesendirian
Apakah aku telah melakukannya dengan tulus dan segenap jiwa?
Atau jangan-jangan aku hanya ingin berlari dari sebuah kenyataan?
Buat apa aku meleburkan diri kedalamnya
Jika hanya ingin mendapat sanjungan gegap gempita?
Apakah sudah benar garis yang kau lewati
Ataukah hingga kini kau masih mencari simpati dalam gemuruh halilintar ujian kehidupan?
Jawab!!!
Sudah berapa banyak ayat-ayat al-qur’an yang telah engaku semayamkan dalam jiwamu
Sudah berapa banyak kau menyapa lembut ke sang tauladan, Rasulullah manusia pimpinan
Oh tidak!!!
Aku begitu kerdil
Hanya sebatas impian aku mampu bercerita
Lalu kapan? Kapan kamu akan menancapkan kakimu di jalan yang sesungguhnya!
Desah nafas ini bukanlah hanya cerita dan buaian menjelang tidur
Tapi kamu harus hadapi dan do something for ummah!!!
Bangkitlah! Bangkit dari peraduan dan nyamannya kehidupan saat ini
Bangkit dan pergi dari zona aman yang membuatmu seringkali lalai!!!
Pergi! Dan hadapi kehidupan!
Riuh anak-anak kecil itu setia menunggu kehadiranmu
Tabuh suara perut-perut kecil itu menyayat –nyayat dan menunggu kiprahmu!
Jangan hanya berani menyatakan a, b, c, dan d di belakang layar
Hadapi mereka!
Menyatulah dalam jiwa-jiwa ringkih mereka!
Menyatulah dengan padi, jagung, tebu, dan tumbuhan yang beraneka ragam
Menyatulah dan kembalilah ke mereka
Mereka sungguh menanti hadirmu
Ayo kapan lagi kalau tidak sekarang hai jiwa pengecut!
Waktu tidak akan bias berputar kembali
Sudah setengah abad kau menghabiskan waktumu hanya untuk dirimu
Untuk kesenanganmu sendiri
Ayo pergi!!!
Yakinlah!
Allah tidak akan membiarkanmu sendiri
Ada senyum dan genggaman tangan yang teguh di sana
Hijrahlah!
Kembalilah ke peraduan!
Sudah saatnya jiwa dan raga ini berbakti
Allah…izinkan aku menunaikan masa baktiku…

Wednesday, May 18, 2011

Insya Allah

By; Maher Zain
Lirics ‘InsyaAllah – TAFAKUR version’

Setiap kali kau seakan terkurung
Kau merasa kehilangan dan sendiri
Dalam gelap engkau tak bisa melihat
Arah mana jalan yang harus kau tempuh
Janganlah kau putus asa
Coz Allah selalu di sampingmu

insyaAllah
insyaAllah
insyaAllah
kau temukan jalanmu
insyaAllah
insyaAllah
insyaAllah
kau temukan jalanmu

setiap kali kau membuat kesalahan
dan merasa seakan tak bisa bertaubat
kau pikir ini sudah terlambat
keputusan salah yang engkau perbuat
janganlah kau hilang harapan
coz Allah selalu di sampingmu

insyaAllah
insyaAllah
insyaAllah
kau temukan jalanmu
insyaAllah
insyaAllah
insyaAllah
kau temukan jalanmu

hanya Allah
tempatmu kembali
percayakan semua kepada-Nya
oh..Ya Allah
bimbinglah slalu langkah kami
karena hanya Engkau
satu-satunya
petunjuk jalanku
petunjuk jalanku
petunjuk jalanku

insyaAllah
insyaAllah
insyaAllah
kau temukan jalanmu
insyaAllah
insyaAllah
insyaAllah
kau temukan jalanmu

Sepanjang Hidup

By; Maher Zain
Lirics ‘For the Rest of My Life – Indonesian version’

Aku bersyukur kau di sini kasih
Di kalbuku mengiringi
Dan padamu ingin kusampaikan
Kau cahaya hati
Dulu kupalingkan dari cinta
Hingga kau hadir rubah segalanya
Inilah janjiku kepadamu

Sepanjang hidup bersamamu
Kesetiaanku
Tulus untukmu
Hingga akhir waktu
Kaulah cintaku…cintaku…

Sepanjang hidup
Seiring waktu
Aku bersyukur
Atas hadirmu
Kini dan slamanya
Aku milikmu
Yakini hatiku

Kau anugerah Sang Maha Rahim
Semoga Allah berkahi kita
Kekasih penguat jiwaku
Berdoa kau dan aku di jannah
Temukan kekuatanku di sisimu
Kau hadir sempurnakan seluruh hidupku
Inilah janjiku kepadamu

Sepanjang hidup bersamamu
Kesetiaanku
Tulus untukmu
Hingga akhir waktu
Kaulah cintaku…cintaku…

Sepanjang hidup
Seiring waktu
Aku bersyukur
Atas hadirmu
Kini dan slamanya
Aku milikmu
Yakini hatiku

Bersamamu kusadari
Inilah cinta
Tiada ragu
Dengarkanlah
Hidup cintaku yang abadi

Sepanjang hidup bersamamu
Kesetiaanku
Tulus untukmu
Hingga akhir waktu
Kaulah cintaku…cintaku…

Sepanjang hidup
Seiring waktu
Aku bersyukur
Atas hadirmu
Kini dan slamanya
Aku milikmu
Yakini hatiku

Amazing Bromo Bersama Trip JoJoBa


Semoga Trip JoJoBa (Jomblo-Jomblo Bahagia) ini menjadi pamungkas masa lajang kami. Emmm…nampaknya begitulah do’a yang bersembunyi di balik lembutnya tirai para muslimah cantik ini. 

Tek..tek…tek…suara detik-detik jam di singgasana peristirahatan canda ini mengiringi gundah gulana hati-hati para Jombloer..”Wahh..kapan ya, Pakleknya datang”, gumam lirih teteh satu ini sambil asyik merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu. “Iya neh..padahal kan udah jam 12 malem, I’m wondering”, tukas sang komandan. Hati-hati ini sudah tak sabar menyapa kabut Bromo yang terkenal itu. Ya..itung-itung, trip kali ini juga menjadi catatan bersejarah tersendiri bagi sang bidadari cantik nan ayu dari Bangka Belitung. Mimpi menaklukkan pulau Jawa dari ufuk barat ke ufuk timur hamper tercapailah sudah.

Nggrengggg..ngreenggge…terdengar suara laki-laki paruh baya menyalakan mesin-mesin inova yang sudah hamper jenuh menunggunya. Seketika itu juga tim JoJoBa terbangun dari empuknya sofa dan secara reflex mengambil koper dan peralatan perang lainnya…

Hemmmm…katanya bag packer, taunya koper packer…hehehheh…dasar wanita…

Strategi perang sudah teratur secara otomatis. Sang komandan disetting untuk menjadi teman ngobrol paklek driver. Di barisan banteng terdapat srikandi-srikandi Cibinong, Bangka Belitung dan Aceh. Sedangkan di bagian ekor terdapat satu ninja hatori dari Thailand bersama dengan koper para koperians…

Bismillahirrahmanirahim….

Perjalanan kami sungguh menyenangkan….wezzz…wezzzz…wezzz…. kami seolah-olah menjadi satu-satunya kelompok makhluk yang memecahkan sunyinya Surabaya ketika malam. Menyapa sang rembulan yang begitu menawan, amboii..bulet tenan euiyyy… Bulan purnama menyimpan rahasia tersendiri hingga berhasil mengantarkan pasukan JoJoBa melintasi awan dan menari-nari dalam dekap hangat yang rembulan…ughhhh..dasar!!!! awas aja kalo sampek ngorok!!!! Grrrrrrr……(ungkapan hati sang Komandan yang mulai bergejolak iri hati dengan gaya bobok para pasukan…)

Amboi…inova ini melaju begitu cepat. Sang driver Nampak sebagai pembalap F1, mengalahkan schumacer bo’…. “Kurang berapa lama lagi Pak?”, iseng-iseng berhadiah ahhh… Daripada tegang lihat cara dia bawa mobil…ughhh..

Meski sang komandan berhasil membuktikan hipotesisnya bahwa sang driver ngantuk berat, ia tetap berusahaa menjadi wartawati dadakan yang sengaja dibayar mahal untuk sebuah perjalanan dinas yang penting. “aduhhh…kita-kita kan belum pada merasakan indahnya nikah, g mau nape –nape dulu….aduhh….ngebutnya asal-asalan lagi”, (gumam sang Komandan dalam hati yang mulai tegang)

“amboi…g ada kehidupan sama sekali neh!!! Tegang gini!!” Jalan berliku-liku menuju puncak bromo, kanan kiri jurang terjal. Jalanan yang masih banyak tertutup abu akibat letusan beberapa bulan yang lalu. Namun, segala puji bagi Allah yang telah mengizinkan rembulan cantiknya menyala di tengah gelap sang malam. Jalan itu Nampak begitu terang. Laakhaula walaa kuwata illah billah….paling tidak itulah yang selalu komandan komat kamitkan…

“eitss..ada apa Pak?”, “iya ney mbak, tutupan abunya tebal banget, g kelihatan jalannya”. “Astagfirullah…hati-hati Pak”.

Udah gitu jalan sempit dan sebelah kiri jurang. Sang Inova pun terseok-seok dan menari-nari secara perlahan. “Ya Allah, jika ini adalah akhir umurku, ampuni dosaku Ya Allah. Kami semata-mata hanya ingin rihlah dan memuji keagunganMu”

“Alhamdulillah….”, ugfffff…sang komandan pun terdiam pelu dan pasi. Ditengoknya kondisi pasukan, tak satupun yang Nampak bergerilya…aduhaiiiii…sekiranya mereka tau kondisi jalan yang mereka lewati, mungkin mereka akan histeris….tapi Alhamdulillah, Engkau menjaga mereka dan meninabobokkan mereka dengan penuh kelembutan….

‘udah sampai ney mbak’…”oiya pak? Alhamdulillah”….Pasukan!!!! bangonnnnnn!!!!! Ambooiiiiiii

“eihh udah nyampek ya Ma’?”

Gubrakkkkkk

Begitu mata perlahan terbuka, riuh para petugas puncak Bromo langsung menghampiri. Menawarkan Jip kebanggakan mereka. Maklum, mobil dilarang masuk sampai ke puncak. Tentunya karena alasan terjalnya medan. Dan jip-jip ini merupakan mata pencahariaan utama penduduk desa ini yang mayoritas suku Tengger.
“Gimana mas? Deal?”, ‘Oke deh mbak..yuk..”

Akhirnya bu bendahara pun mengeluarkan 5 carik uang kertas berwarna merah ke mas pengemudi Jip ini. Tim JoJoBa pun menyewa jaket tebal dengan merogok kocek 20 ribu rupiah. Bagi pasukan yang beruang, langsung aja nyamperin penjual sarung tangan dan tutup kepala. Yang agak pas-pasan, ya….ditahan aja kaley..lagian udah terbiasa dulu hyking di Penanggungan..hehehe…ughhh dasar Bu Komandan…kaciannn deh luuu…(hutsssss!!!)

Jip hijau bersama driver yang maish muda dan energik menjadi pilihan tim JoJoBa. Jip inilah yang akan menemani kami menyisiri eksotiknya Bromo. 

Berharap mendengarkan sayu-sayu adzan di balik tebalnya kabut kelam yang begitu dingin. Coollllll…..abizz…..kayak di frezerrr….tapi, unfortunately, tak ada panggilan indah adzan di tempat yang begitu indah ini. Kami pun baru tersadar ketika kami menggelar syal kami sebagai sajadah di puncak Bromo, bahwa para petugas2 itu adalah orang Tengger yang tentunya beragama Hindu.

Orang Tengger ini menganggap Bromo sebagai gunung yang suci. Setahun sekali mereka pasti mengadakan upacara Yadnya Kasada ato Kasodo (jadi inget pelajaran sejarah SD tempoe doloe…heheh). Upacara ini dilakukan di pura yang terletak di kaki Gunung Bromo yang akan kami kunjungi nanti…

Setelah menyatakan cinta kami terhadap Sang pemilik Jagad Raya secara langsung, kami menikmati begitu indah dan dasyatnya Bromo. Jika kalian ingat iklan rook Djarum (the adventure), ya mirip-mirip gitulah…

Terus kalo kalian inget film Harry Potter, bukit-bukit Bromo ini Nampak seperti singgasana surge yang diselimuti awan lembut…begituuu indah…Bukit ini Nampak seperti di awan-awan. Kami serasa melihat penciptaan Sang Maha Kuasa yang paling indah. Ya Allah, apakah speerti ini surge? Ah..aku rasa tidak…surge pasti jauh lebih indah daripada ini..

Sayang, kamera kami tidak bisa mengabadaikan segala fenomena alam yang menurut kami ini Superb!!! Exactly fantastic!!!! Allahu Akbar…

Ternyata, Bromo tidak hanya menyajikan lautan pasir yang begitu indah. Saat matahari tak malu-malu lagi menampakkan wajahnya pun, kabut-kabut menawan ini tetap tak mau pergi dari peraduan. Seolah-olah mereka itu adalah satu bagian yang tak terpisahkan. Bahkan oleh tentara matahari yang sangat menyengat…

 Bersama kuda-kuda poni yang kami pilih, kami pun menjelajah Pura tempat ritual suku Tengger hingga sampai ke puncak Bromo. Alhamdulillah alla kullihall…

Bromo yang sebenarnya masih status Siaga 1 itu maish diizinkan untuk kami sapa. Untuk kami dengarkan dentuman-dentuman dalam isi perutnya. Riup riup suara menggelegar terdengar dari kejauhan. Dan akhirnya kami pun berusaha mendengat jeritan hatinya setelah mendaki gunung pasir yang lumayan terjal. Konon, sebelum Bromo meletus, di sana terdapat tangga yang khusus disediakan pelancong untuk sampai ke puncak.

Tapi kala itu, kami hanya disisakan puing-puing tangga yang menurut kami masih cukup membantu untuk sampai ke puncak. Bersama beberapa turis dari Malaysia (nampaknya), kami memaksa kaki yang telah lelah ini untuk sampai ke kawah Bromo. Allahu Akbar!!! Begitulah takbir diserukan setiap lelah memaksa kami untuk berhenti….huppp…sampailah kita ke sana…barisan para rokerss (cz mayoritas tim JoJoBa pada pake gamis & rok)pun menyapukan ujung kainnya ke puncak Bromo…yeahhh!!!!

Bule-bule yang sudah manula pun pada g mau ketinggalan. Dengan bantuan para guide, mereka sampai juga ke puncak. Alhasil, kecupan manis seringkali melayang ke para mas-mas guide itu..alamakkkkkkkkkkk…hehheheh
Di kawah itu, kami pun membayangkan siksa kubur dan neraka jahim…astagfirullah..dentuman kawah Bromo begitu mengerikan..dan taukah kalian? 1 minggu setelah kita kesana, Bromo meletus lagi…nah lohhh ada ape…….epa!!!!! hehehhe

Ohhh Bromo, kenangan di sana tak terlupakan. Kenangan bersama kuda-kuda jantan kami. Bersama fotografer yang tengah asyik mencari view yang eksotik dan yang berhasil ngerjain kita..”Mbak, kalo mau dapat gambar yg bagus, caranya gini loh….(sambil mempraktekkan gaya tiarap)”, hehhehe…

Tips untuk kamu-kamu yang suka ke toilet, kayaknya kali ini kamu harus lumayan menderita. Satu kali masuk toilet Rp2.500 bo’….kaliin aja kalo dua jam sekali kalian harus wajib lapor..kikikiki…bagi-bagi pengalaman neyyyy…

Bromo!!!! Fan-tas-tic!!!!
  

Tuesday, May 17, 2011

Hukum Haid/Istiqadhah (2)

Ney ada lagi tulisan yang menurutku bagus:

Risalah Lengkap Tentang Haid dan Hukum-Hukum Seputarnya (Plus Cara Mandi Besar)

http://jilbab.or.id/archives/131-risalah-lengkap-tentang-haid-dan-hukum-hukum-seputarnya-plus-cara-mandi-besar/


Banyak wanita yang bingung dengan masa haidnya, ada yang bilang haidnya terputus-putus, sampai dia harus keramas beberapa kali. Ada yang mengalami perubahan siklus, kadang maju kadang mundur. Bahkan banyak juga wanita yang masih bingung membedakan antara darah haid dan istihadhah. Tulisan dibawah ini berusaha mengupas lebih detail tentang darah-darah kebiasaan wanita diatas. Berilmu tentangnya sangat diperlukan bagi wanita, karena hukum-hukum seputar darah tersebut berkaitan langsung dengan hukum shalat, puasa, haji, pernikahan dan warisan. Cukup lah yang disebut wanita cerdas itu wanita yang tahu kebutuhan dirinya untuk akhiratnya.

Haid dan Hikmahnya

Menurut bahasa, haid berarti sesuatu yang mengalir. Dan menurut istilah Syara� ialah darah yang terjadi pada wanita secara alami, bukan karena sesuatu sebab, dan pada waktu tertentu. Pembatasan pada pengertian terakhir ini sangat diperlukan, untuk dapat membedakan antara darah haid, istihadhah dan nifas. Dimana ketiganya lazim dialami oleh kaum wanita. Darah haid bersifat normal, bukan disebabkan oleh suatu penyakit, luka, keguguran atau pun kelahiran.


Seperti yang kita ketahui, darah haid berasal dari penebalan dinding rahim untuk mempersiapkan proses pembentukan janin yang nantinya berfungsi sebagai sumber makanan bagi janin yang ada dalam kandungan seorang ibu. Oleh karenanya, seorang wanita yang hamil, tidak akan mendapatkan haid lagi, Begitu juga dengan wanita yang menyusui, biasanya tidak akan mendapatkannya terutama diawal masa penyusuan. Adapun hikmah yang bisa kita petik didalamnya adalah Maha Mulia Allah, Dialah sebaik-baiknya pencipta, yang telah menciptakan gumpalan darah di rahim seorang ibu sebagai sumber makanan instant bagi janin didalamnya, yang tentu saja dia belum bisa mencerna makanan apalagi mendapatkan makanan dari luar kandungan. Maha Bijaksana Allah Subhanahu wa ta�ala yang telah mengeluarkan darah tersebut dari rahim seorang wanita yang tidak hamil melalui siklus haid karena memang tidak membutuhkannya. Dengan begitu, kondisi rahim seorang wanita akan selalu siap bila ada janin didalamnya.



Usia dan Masa Haid

Haid pada umumnya dialami oleh seorang wanita pada usia antara 12 sampai dengan 50 tahun, walaupun hal ini bukanlah batasan yang pasti. Para ulama, rahimahullah, berbeda pendapat tentang hal ini. Ad-Darimi, setelah menyebutkan perbedaan pendapat dalam masalah tersebut, menyatakan: “Hal ini semua, menurut saya, keliru. Sebab yang menjadi acuan adalah keberadaan darah. Seberapapun adanya, dalam kondisi bagaimanapun, dan pada usia berapa pun, darah tersebut wajib dihukumi sebagai darah haid. Wallahu a�lam.” Pendapat ini didukung oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Jadi usia haid tergantung dengan keberadaan darah haid itu sendiri, tidak dibatasi usia tertentu. Dan ini menjadi sandaran hukum atasnya karena memang tidak ada dalil yang memastikan pembatasan usia wanita yang mengalami haid.


Adapun masa terjadinya haid, para ulama juga berbeda pendapat. Ibnu Mundzir mengatakan: “Ada kelompok yang berpendapat bahwa masa haid tidak mempunyai batasan berapa hari minimal atau maksimalnya”. Pendapat ini didukung juga oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Dan memang itulah yang benar berdasarkan Al Qur�an, Sunnah dan logika. Dalil-dalilnya sebagai berikut:


Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah:”Haid itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci�” (Al-Baqarah:222)


Yang dimaksud “jangan mendekati” disini adalah dilarang jima�/senggama ketika wanita tersebut sedang mendapatkan haid.


Dalam ayat diatas diterangkan oleh Allah bahwa yang menjadi batas akhir larangan adalah “kesucian”, bukan berlalunya waktu sehari, dua hari, atau pun lima belas hari. Hal ini menunjukkan bahwa batasan masa haid tergantung pada ada tidaknya darah tersebut, karena setelah darah tersebut berhenti mengalir maka wanita dikatakan telah masuk masa suci.


Dalam Shahih Muslim disebutkan bahwasannya Rasulullah Shalalahu �alaihi wassalam bersabda kepada Aisyah yang mendapatkan haid ketika ihram untuk umrah:


“Lakukanlah apa yang dilakukan jamaah haji, hanya saja jangan melakukan thawaf di ka�bah sebelum kamu suci”.


Dan berkata Aisyah:”Setelah masuk hari raya kurban, barulah aku suci”.


Hadist ini juga menyatakan bahwa yang menjadi batas akhir larangan (karena haid) adalah “kesucian” itu sendiri.


Adapun dalil secara logika adalah, jika Allah menerangkan bahwa haid itu kotoran, maka pada waktu kotoran itu ada, maka haid itu pun ada. Tidak tergantung pada hukum kepastian berapa lama masanya. Jika terjadi silang pendapat diantara ulama yang memberikan batasan berapa masa haid, hal ini justru menunjukkan bahwa tidak ada dalil yang menjadi patokan adanya pembatasan masa tersebut. Namun, semua itu adalah ijtihad yang bisa benar dan juga bisa salah. Sehingga tidak ada yang menjadi lebih baik daripada yang lainnya diantara pendapat-pendapat tersebut. Dan kembali kepada hukum awal, jika ada perselisihan dalam penentuan hukum syar�i maka penyelesaiannya adalah kembali kepada kitabullah dan sunnah yang memang tidak menjelaskan adanya dalil pembatasan masa haid. Jika memang Allah menentukan masa yang pasti untuk haid, maka Allah dan Rasul-Nya pasti akan menjelaskan secara gamblang, hal ini penting sekali, sebab masa haid berkaitan dengan hukum-hukum ibadah yang lain seperti shalat, puasa, haji, nikah, talak, warisan. Ini lah pendapat yang paling rajih di kalangan ulama. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:


“Pada prinsipnya, setiap darah yang keluar dari rahim adalah haid. Kecuali jika ada bukti yang menunjukkan bahwa darah itu Istihadhah.”


Mengenai darah istihadhah dan juga nifas akan dibahas lebih lanjut. Sehingga alangkah perlunya bagi kaum wanita untuk dapat membedakan antara darah haid, istihadhah dan juga nifas.


Masa Haid yang Tidak Teratur

Ada beberapa wanita yang mengeluh masa haidnya biasanya enam sampai tujuh hari, tetapi tiba-tiba berubah sampai lebih dari masa kelaziman tersebut. Ada juga yang mengeluh, biasanya waktu haidnya diawal bulan, berubah menjadi diakhir bulan. Sebagian lagi mengalami masa haid yang terputus-putus, sehari haid, kemudian sehari berhenti, besoknya haid lagi dan seterusnya. Untuk lebih detail akan dibahas dibawah ini tentang kondisi-kondisi tak lazim diatas.


        a. Bertambah, berkurang, maju dan mundurnya masa haid

Para ulama berbeda pendapat dalam menghukumi ketidaklaziman ini. Namun, bertolak dari pendapat yang paling rajih bahwa hukum haid dikaitkan dengan keberadaan haid itu sendiri, maka pendapat yang benar adalah seorang wanita jika mendapatkan darah (haid) maka dia berada dalam masa haid, dan jika tidak mendapatkannya maka dia dalam keadaan suci, meskipun masa haidnya melebihi atau kurang dari kebiasaannya serta maju atau mundur dari waktu kebiasaannya.

Pendapat diatas merupakan madzab Imam Syafi�i dan menjadi pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Ibnu Qudamah Al-Hanbali (pengarang kitab Al-Mughni) pun ikut menguatkan pendapat ini dan membelanya dengan menyatakan:”Andaikata adat kebiasaan menjadi dasar pertimbangan menurut yang disebutkan dalam madzab, niscaya dijelaskan oleh Nabi Shalalllahu �alaihi wassalam kepada umatnya dan tidak ditunda-tunda lagi penjelasannya, karena tidak mungkin beliau menunda-nunda penjelasan pada saat dibutuhkan. Istri-istri beliau dan kaum wanita lainnya pun mebutuhkan penjelasan tersebut, maka beliau tidak akan mengabaikannya. Namun, ternyata tidak ada riwayat yang menyatakan Rasulullah shalallahu �alaihi wassalam pernah menyebutkan tentang adat kebiasaan ini atau menjelaskannya kecuali yang berkenaan wanita yang istihadhah saja”.

b. Darah haid yang keluar terputus-putus, misalnya, hari ini keluar, besok tidak keluar, atau yang sejenisnya. Dalam hal ini terdapat 2 kondisi:

Kondisi kedua, jika hal tersebut tidak selalu terjadi atau kadangkala saja datang dan mempunyai saat suci yang tepat (berdasarkan kebiasaannya setiap bulan), maka menurut pendapat yang paling shahih, jika belum keluar lendir putih sebagai tanda masa haid berakhir, masa tersebut (masa darah terputus) masih dihukumi masa haid. Karena jika masa terputus tersebut dihukumi masa suci hal itu pastilah akan menyulitkan penghitungan masa iddah berdasarkan quru� (haid dan suci), dan juga akan memberatkan karena harus keramas beberapa kali. Padahal tiadaklah syari�at itu menyulitkan.


c. Terjadi pengeringan darah, yakni, seorang wanita tidak mendapatkan selain lembab atau basah saja di kemaluannya. Jika hal ini terjadi pada saat masa haid atau bersambung dengan haid sebelum suci, maka dihukumi sebagai haid. Tetapi jika terjadi setelah masa suci, maka tidak termasuk haid.


Sifat Darah Haid

Darah haid pada umumnya berwarna merah kehitaman dan berbau tidak sedap dan keluarnya tidak mengucur seperti keluarnya urine, serta terjadi pada kelaziman masa haid. Seorang wanita yang mendapati darahnya berwarna kuning seperti nanah atau keruh antara kekuning-kuningan dan kehitam-hitaman, jika hal itu terjadi pada saat masa haid atau bersambung dengan haid sebelum suci, maka itu adalah haid dan berlaku baginya hukum-hukum haid.Tetapi jika terjadi sesudah masa suci, maka hal itu bukan lah darah haid. Hal ini berdasarkan riwayat dari Ummu Athiyah Radhiyallahu �anha:


Kami tidak menganggap apa-apa darah yang berwarna kuning atau keruh sesudah suci”. (HR Abu Dawud)


Demikian juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari tentang hadist yang menceritakan bahwa kaum wanita pernah mengirimkan kepada Aisyah sehelai kain berisi kapas yang terdapat padanya darah berwarna kuning. Maka Aisyah berkata:


“Janganlah tergesa-gesa sebelum kamu melihat lendir putih”, yaitu cairan putih yang keluar saat habis masa haid.


Hukum-Hukum Seputar Haid

a. Shalat, diharamkan bagi wanita haid mengerjakan shalat, baik fardhu maupun sunat dan tidak perlu meng-qadha-nya setelah suci, kecuali jika ia mendapatkan sebagian dari waktunya sebanyak satu rakaat sempurna, baik pada awal maupun akhir waktu shalat tersebut. Contoh pada awal waktu, seorang wanita mendapatkan haid sesaat sebelum matahari terbenam, dan waktu yang sesaat tadi cukup untuk melakukan satu rakaat sempurna, maka wajib baginya untuk meng-qadha shalat maghrib yang tertinggal tersebut setelah ia suci. Contoh di akhir waktu seorang wanita suci dari haid sebelum matahari terbit dan masih sempat mendapatkaan satu rakaat dari waktu tersebut, maka wajib baginya untuk segera bersuci dan meng-qadha� shalat shubuh yang tertinggal. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh muttafaqun �alaih bahwasannya Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa mendapatkan satu rakaat dari shalat, maka dia telah mendapatkan shalat itu”.

b. Puasa, diharamkan bagi wanita haid berpuasa dan berhak meng-qadha�nya di hari lain jika yang ditinggalkannya merupakan puasa wajib. Berdasarkan hadist dari Aisyah Radhiyallahu �anha:

“Ketika kami mengalami haid, diperintahkan kepada kami meng-qadha� puasa dan tidak diperintahkan meng-qadha� shalat” (Muttafaqun �alaih)

Seorang wanita yang mendapatkan haid ketika dia sedang berpuasa, maka wajib membatalkannya walaupun hal itu terjadi sesaat menjelang maghrib. Juga jika pada saat terbitnya fajar dia masih haid maka tidak sah berpuasa, sekalipun sesaat setelah fajar dia sudah suci. Dan sebaliknya jika seorang wanita mendapati dirinya suci sesaat sebelum fajar, maka dia wajib puasa (puasa wajib) walaupun baru mandi suci setelah fajar.

c. Membaca Al-Qur�an, walaupun tidak ada dalil qath�i yang melarang wanita haid untuk membaca Al-qur�an, tetapi banyak ulama yang mengharamkannya. Syaikh utsaimin mengomentari perbedaan pendapat dikalangan ulama tentang hal ini dengan mengatakan bahwa lebih utama bagi wanita haid tidak membaca Al-Qur�an secara lisan, kecuali jika diperlukan. Misalnya seorang guru yang sedang mengajar murid-muridnya, atau siswa yang sedang belajar dikelas. Adapun aktivitas dzikr yang lain diperbolehkan bahkan dianjurkan.

d. Thawaf, diharamkan bagi wanita haid melakukan thawaf di ka�bah, baik yang wajib maupun yang sunat. Dalilnya bisa kita baca kembali hadist Aisyah diatas.

e. Thawaf wada�, yaitu terakhir yang dilakukan oleh jama�ah haji sebelum meninggalkan Baitullah. Diperbolehkan seorang wanita yang haid meninggalkan thawaf ini, sebagaimana sabda Rasulullah:”Diperintahkan kepada jamaah haji agar saat-saat terakhir bagi mereka berada di Baitullah (melakukan thawaf wada�), hanya saja hal itu tidak dibebankan kepada wanita haid.” (Muttafaqun �alaih

f. Berdiam dalam masjid, diharamkan wanita berdiam diri didalam masjid bahkan di tempat shalat ied juga. Berdasarkan hadist Ummu Athiyah r.a.:”Agar keluar para gadis, perawan dan wanita haid�Tetapi wanita haid menjauhi tempat shalat”. (Muttafaqun �alaih)

g. Jima� (senggama), diharamkan bagi seorang suami menggauli istrinya sampai benar-benar dia dalam keadaan suci. Diharamkan pula bagi sang istri memberi kesempatan kepada suami untuk melakukan hal tersebut. Dalilnya dapat kita lihat kembali dalam Qs. Al-Baqarah ayat 222 diatas. Rasulullah bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, “Lakukan apa saja, kecuali nikah”, nikah disini adalah jima�. Adapun bercumbu diperbolehkan asal tidak sampai jima�.

Selain hal-hal diatas, hukum haid juga berkaitan dengan hukum-hukum warisan dan talaq yang mungkin bisa dibahas dilain kesempatan.


Mandi Besar di Akhir Masa Haid

Wanita haid wajib mandi setelah suci dengan membersihkan seluruh badannya. Berdasarkan sabda Nabi SAW kepada Fatimah binti Abu Hubaisy:


“Bila kamu kedatangan haid maka tinggalkan shalat, dan bila telah suci mandilah dan kerjakan shalat.” (HR. Bukhari)


Tata cara mandi sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah tatkala ditanya oleh Asma binti Syakl adalah sebagai berikut:

1. Membersihkan kedua belah tangan

2. mengambil air dan daun bidara dan berwudhu sempurna dengannya (daun bidara bisa diganti dengan sabun)

3. mengguyur air di atas kepala dengan menggosokkannya hingga merata

4. Mengguyur air pada anggota badan hingga bersih

5. Membersihkan tempat haid dengan kain yang telah diberi pengharum (mengikuti bekas aliran darah). Point terakhir ini lah yang membedakan tata cara mandi besar wanita setelah haid dengan mandi besar karena junub.


Dan bagi wanita yang berambut panjang atau lebat bisa tidak melepas gelungan rambutnya, asalkan gelungan tersebut tidak terlalu kuat sehingga air masih bisa sampai ke dasar rambut sebagaimana yang terjadi dikalangan shahabiyah zaman dahulu (shahih muslim). Musafir yang tidak menemukan air dalam perjalanannya, atau orang sakit yang bila terkena air akan bertambah parah, bisa dengan tayammum. Wallahu a�lam bi shawwab.
 

Maroji�:

Darah, Kebiasaan Wanita. Syaikh Utsaimin

Bulughul Maram, Ibnu Hajar Al-atsqalani

Jami�ah Ahkamun-nisa�, Syaikh Mustofa Al-Adawy. Resume kajian. 2000

Masalah Aktual Muslimah, Syaikh Bin Baz dan Syaikh Utsaimin