Belajar dari keluarga Al-Qur'an. Nampaknya itu yang kini aku rasakan. Kemana aja mbak Shochrul? Hari gini baru menyadari bahwa orang2 di sekitarmu itu adalah orang hebat.
Memaksakan diri untuk bertandang ke library IIUM, mendapatkan pembelajaran yang luar biasa. Doktrin lama yg berkutat di hati 'mampukan aku menyampaikan kalimat2 hikmah ke orang lain, tapi keluarga tetap harmonis dan qur'ani' terjawab sudah.
Lama...teman2ku berargument tentang hal ini, tapi karena kerasnya hati, aku belum sampai mengotak-atik profil Ibu yang satu ini.
Terima kasih Ya Allah telah memberiku kesempatan seperti ini.
Terima kasih Ya Allah telah memberiku waktu untuk semakin paham tentang makna hidup.
Tuesday, June 2, 2009
Perempuan Mozaik Cinta Ketulusan dan Pengorbanan
http://dinda3021.blogspot.com/
Perempuan hebat itu bernama Ibu Dra.Hj.Wirianingsih. Seorang ibu yang kutemui disebuah acara sebagai pemberi materi yang teramat memukau. Ternyata tak salah penilaianku itu yang menggelari dia sebagai perempuan hebat. Karena ternyata sosoknya diliput dimajalah Tarbawi 2007 edisi khusus yang bertema "Perempuan-Perempuan Mozaik Cinta Ketulusan dan pengorbanan " Subhanalloh dengan membaca liputan itu semakin lekatlah rasa kagum ini.Semakin cintanya aku karena Alloh pada ibu ini. Berikut tambahan informasi kehebatan beliau.Dengan segudang kesibukannya yang antara lain sebagai Ketua Umum PP Salimah, Staf Departemen Kaderisasi DPP “PartaiDakwah”, Ketua Aliansi Selamatkan Anak (ASA) beberapa bulan lalu ia menjadi Anggota Delegasi RI disidang UNCSW ke 51 di New york Amerika. Amanah terbarunya sebagai Koordinator Panitia Hari Anak Nasional 2007 juga sekarang tengah menyusun tesis diprogram S2 nya dijurusan Psikologi. Beliau istri dari Bapak H. Mutammimul'Ula,SH (Komisi I, DPR RI) mampu mendidik anak-anaknya yang berjumlah 11 orang untuk cinta Al Qur'an, dengan tangannya dan izin Allah keseluruh anaknya bisa hafal AlQur'an,Subhanalloh. 11 amanah Allah itu adalah :
1. Afzalurrahman, 21 thn, smt 6 Teknik Geofisika ITB, Hafal AlQur'an sejak usia 13 thn. Sekarang masuk dalam program PPSDMS, Ketua Pembina Majelis Taklim Salman ITB, terpilih peserta Pertamina Youth Programme 2007 dari ITB.
2. Faris Jihady Hanifa, 20 thn, sms4 Fak Syariah LIPIA, hafal Al ur'an sejak usia 10 thn(mumtaz). Juara1 lomba tahfiz Al Qur'an 30 Juz yang diselenggarakan Kerajaan Saudi diJakarta 2003, Juara1 lomba olimpiade IPS tingkat SMA yang diselenggarakan UNJ 2004.
3. MaryamQonitat, 18 thn, smst2 Fakultas Ushuludin, Univ AL Azhar Cairo, hafal AlQur'an usia 16 thn.Pelajar teladan/ lulusan terbaik Husnul Khotimah 2006.
4.Scientia Afifah, 17thn, kelas 3 SMU 28, hafal 10 Juz Al Qur'an, juara mengarang tkt SD seKab Bogor 2000, Pelajar Teladan, lulusan terbaik MTS Al Hikmah 2004.
5. Ahmad RosikhIlmi, 15 thn, kelas 1 MA Khusnul Khotimah, baru hafal 6 juz, Pelajar Teladan SDIT Al Hikmah thn 2002, Lulusan terbaik MTs AlKahfi 2006.
6. Ismail Ghulam Halim, 13 thn kelas 2 MTs Al Kahfi, baru hafal 8 juz, Juara Olimpiade IPA tkt SD Jaksel 2003, meraih 4 penghargaan al Kahfi 2006 (tahfiz terbaik, santri favorit, santri Teladan, Juara Umum) Ket OSIS Pesantren AL Kahfi
7. Yusuf Zain Hakim ,12 thn, kls1 Mts Al Kahfi, hafal5 juz. rangking1 dikelasnya
8. MuhSaihulBasyir,11 thn, kelas 5 SD IT Al Hikmah, hafal 25 juz
9. HadiSabilaRosyad, 9thn, kelas4 SDIT Al HIkmah, hafal2 Juz
10. Himmaty Musyassarah, 7 thn, hafal1 juz
11. Hasna, wafat usia 3thn 7bln. bulan Juli 2006
Kebaikan-Kebaikan Mereka Dalam Rumah Tangga
1. Mengajarkan Al Quran sejak usia 4 tahun. Doktrin yang ditanamkan dalam keluarga bahwa Al Quran adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Jangan terlalu mengandalkan sekolah. 2/3 keberhasilan pendidikan itu ada dirumah.
3. Keberhasilan pendidikan anak adalah hasil integrasi kedua orangtuanya. Bukan sekedar untuk ibu sementara bapak beraktifitas diluar rumah. Malah sebenarnya lebih besar tanggung jawab seorang ayah dibanding ibu. Contoh: Rasulullah memanggil ayah dari anak yang mencuri, bukan ibunya. Contoh ayah idaman dalam Al Quran = Luqman. Ibrahim mentarbiyah anak dan istrinya.
Yang di lakuakan Mereka dalam Keluarga :
Visi yang ada dikepala adalah anak-anak kami semuanya harus menjadi hafidz quran. Sehingga hal-hal yang dilakukan antara lain:
1. Kelliling jawa dan madura untuk melihat pesantren tahfidz terbaik. Pilihan jatuh dikudus. Walau orang mencibir untuk apa menjadi hafidz quran dan menitipkan anak dipesantren.
2. Tujuh tahun pernikahan tanpa televisi.
3. Setiap hari diperdengarkan murottal.
4. Sang ibu mengajar sendiri dengan Qiroati.
5. Nasihat sang suami yang mencerminkan kekuatan visinya sebagai kepala keluarga, "Bu kita harus berbeda dengan orang lain dalam kebaikan. Orang lain duduk kita harus sudah berjalan, orang lain berjalan kita harus sudah berlari, orang berlari kita harus sudah tidur, orang lain tidur kita sudah harus bangun. Jangan sedikitpun berhenti berbuat baik sampai soal niat. Kita tidak boleh lalai karena kita tidak tahu kapan Allah mencabut nyawa kita.
3 fase interaksi dengan anak menurut Imam Ali.
1) Tujuh tahun pertama = diperlakukan ia seperti raja . Masa pembentukan tumbuh kembang otak dan menyerap informasi.
2) Tujuh tahun kedua = perlakukan ia seperti tawanan perang dalam kedisiplinan. Masa penanaman sikap disiplin.
3) Tujuh tahun ketiga dan seterusnya = perlakukan ia sebagai teman atau sahabat
6. Para pakar mengatakan 7 sd 12 adalah golden age, usia emas. Saat itulah fase pembentukan sikap, perilaku, dan penanaman nilai yang paling penting.
7. Hafal Qurannya Hasan Al Banna 10 tahun, Yusuf Qordhoqi 10 tahun, Imam Syafii 19 tahun, Imam Ahmad 7 tahun.
8. Rosul menyuruh sholat diusia 7 tahun, dan bila sampai 10 tahun belum sholat maka pukullah ia.
9. Setiap menjelang tidur, ibu selalu menceritakan kisah-kisah para nabi dan rasul.
10. Jadwal dalam papan besar untuk belajar Al Quran bagi 11 anak.
11. Ba'da maghrib dan ba'da subuh adalah waktu interaksi dengan AL Quran. Ba'da subuh muraja'ah, ba'da maghrib hafalan.
12. Penghargaan yang tulus atas usaha anak, "Nak ibu bangga sekali dengan kamu, meskipun sulit tapi kamu disiplin menyetorkan hafalan 2 ayat setiap hari..."
13. Anak pertama dan kedua sejak usia 5 dan 4 tahun terbiasa bangun sebelum subuh sampai-sampai dikomplek perumahan DPR RI sikecil sudah bisa menghafal siapa saja anggota dewan yang jarang sholat shubuh berjamaah.
14. Tidak lupa membangun dakwah dikeluarga besar. Saat kedua orang tua all out diluar rumah, keluarga besarlah yang terlibat mengawasi anak-anak.
15. Caranya, rutin berkunjung kekeluarga besar untuk menjalin hubungan baik dengan mereka.
16. Kesulitan dimasa pembentukan adalah faktor keistiqomahan. Harus konsisten mengontrol.
17. Memagari anak2 dari pengaruh negatif. Ada aggreement dengan anak-anak kapan saat menonton TV (jam berapa, film apa, berapa jam, hari ahad bagaimana, dll) dan ada hukuman bila dilanggar(1st pelanggaran, di larang stel tvselama 3 hari,2nd pelanggaran selama seminggu, 3rd tv diletakkan diatas lemari saja) aturan berlaku termasuk untuk orangtua. Terkadang diingatkan, " Nak, hafalanmu banyak, TV itu bisa memakan bagian pikiranmu..."
18. Yang disebut keberhasilan itu bukan pada tercapainya tujuan, tapi pada proses. Yaitu komitmen dan konsistensi kita menjalaninya. Sementara sukses goalnya, kepada Allahlah kembalinya segala urusan.
Semoga dengan kisah ini bisa menjadikan inspirasi dan `itibar bagi para Ibu dan Ayah yang akan\sedang dalam mencetak generasi yang Qur`ani. Kepada Ibu Dra.Hj.Wirianingsih sekeluarga,semoga Allah Ridho,amiin..
Sumber : http://www.scribd.com/doc/6525040/keluarga-al-quran?autodown=txt
No comments:
Post a Comment