Monday, December 27, 2010

Be Pe

ngutip plek dari :
http://bambangpamungkas20.com/bepe/?p=387#more-387

“Sebuah janji di tengah malam yang sunyi”

Ditulis Oleh: Bepe, waktu: 6 December 2010, pada kategori:Tim Nasional

Dalam paragraf terakhir salah satu artikel saya (Special treatment for special person - 2008), terdapat sebuah kalimat yg berisi demikian. “Itu adalah komitmen saya sejak pertama kali saya di beri kehormatan menggunakan seragam kebesaran merah - putih 9th lalu. Dan satu hal lagi, saya siap menerjang apapun badai yg akan menerpa saya, karena - Saya Bukan Seorang Pengecut…!!!

Pada kesempatan kali ini, saya ingin membahas sebuah kata dalam kutipan kalimat diatas, yaitu komitmen 9th yg lalu (Saat artikel tersebut saya tulis) atau 11th yg lalu (Saat saya menulis artikel ini). Sebuah peristiwa yg sejujurnya ringan, akan tetapi memberikan makna yg sangat dalam bagi pribadi saya, karir saya, cara saya berpikir serta karakter saya dalam menjalani pekerjaan sebagai pemain sepakbola..
Dan di bawah ini adalah ceritanya:
“Once, when i was young and started to play football, my bigest dream was to wear the red - white colour jersey and play for my country. And that dream remains, until now”
Sepulang bermain untuk timnas Indonesia di ajang Sea Games 1999 di Brunei Darussalam, saya menyempatkan diri pulang dan sowan pada kedua orang tua saya di Getas, Kec pabelan, Kab semarang. Saat itu, dua minggu menjelang Liga Indonesia VI di bergulir. Mengingat saya belum mempunyai klub, maka saya memutuskan untuk beristirahat dulu di kampung halaman…
Ada satu hal yg unik dalam perjalanan karir saya sebagai pemain sepakbola, hal unik yg mungkin tidak akan pernah dialami oleh pemain sepakbola lain republik ini. Yaitu, saat pertama kali saya bermain untuk tim nasional Indonesia, status saya masih sebagai pemain amatir (Belum bermain di liga Indonesia). Saat itu saya baru saja lulus dari kelas 3 IPS 2, di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Salatiga. Sebagai pemain sepakbola, saya hanya berstatus sebagai pemain dari Diklat Sepakbola Salatiga…
Saya mendapat kehormatan tersebut, karena dalam ajang piala asia usia 19th dan pra olimpiade saya tampil cukup impresif. Kebetulan saat itu, timnas U 19, timnas pra olimpiade dan timnas senior di kepalai oleh seorang pelatih yg sama, yaitu pelatih asal Jerman yg bernama Bernard schoem…
Dalam artikel saya (Diskusi via Twitter part one - 2009), saya sempat menyebutkan bahwa, salah satu hal yg paling saya sukai dari pelatih asing adalah, seorang pelatih asing selalu berani memberi kesempatan pada para pemain muda untuk unjuk kebolehan. Mereka selalu berpikir jauh ke depan dengan menyiapkan pemain-pemain muda, agar regenerasi dan keseimbangan sebuah tim terjaga dengan baik..
Dalam ajang Sea Games tersebut, banyak ilmu dan pengalaman yg saya dapat, karena saat itu saya mendapat kesempatan untuk bermain dalam satu tim bersama pemain-pemain kelas satu di negeri ini. Sebut saja Bima sakti, Widodo C Putra (assisten pelatih tim nas saat ini), Aji Santoso, Anang Ma’ruf, Nur alim, Bejo Sugiantoro, Rochy Putiray, I Komang Putra, Hendro kartiko, Ali Sunan, Uston Nawawi, Agung Setyabudhi dll (Sangat di sayangkan Kurniawan D.J tidak berada dalam tim). Ketika itu kami berhasil membawa pulang medali perunggu, setelah mengalahkan Singapura di perebutan tempat ke tiga, melalui adu pinalty..
Sepulang dari ajang Sea Games 1999 tersebut, banyak hal yg berubah dalam kehidupan sehari-hari saya. Secara pribadi sejujurnya saya merasa tidak berubah, yg berubah adalah hal-hal di sekitar diri saya. Orang-orang mulai menegur saya ketika saya tengah berjalan, mereka tersenyum ramah kepada saya, ada beberapa yg meminta tanda tangan, akan tetapi tidak banyak atau boleh dikatakan jarang yg meminta berfoto bersama, karena saat itu tehnologi yg bernama handphone belum menjamur seperti saat ini, bahkan saat itu sayapun belum mempunyai ponsel pribadi…
Ketika berlibur di kampung halaman, saya banyak mengabiskan waktu saya berkumpul bersama orang tua dan saudara-saudara saya. Tidak lupa, saya juga menyempatkan diri untuk bermain kembali dengan sahabat-sahabat sepermainan saya, baik teman sekampung, sahabat di sekolah maupun rekan-rakan saya di Diklat salatiga…
Suatu hari saya pulang larut malam, kira-kira pukul 11 malam saya sampai di rumah. Saat itu saya pulang bersama seorang teman yg bernama Wasis Budiman, seorang pemain Diklat salatiga yg berasal dari kota Rembang, boleh di katakan dia adalah sahabat saya yg paling dekat…
Jarak Salatiga dengan Getas kira-kira memakan waktu 15 menit, saat itu kami berdua mengendarai sepeda motor Honda mega pro milik ayah saya. Wasis memegang kendali kemudi, sedang saya duduk di belakang sebagai penumpang (Sekedar untuk di ketahui, saat itu saya belum bisa menaiki sepeda motor, saya baru bisa mengendarai sepeda motor di usia 29th hehehe)..
Maka selama 15 menit, kamipun memacu sepeda motor tadi dengan kencangnya membelah suasana malam yg gelap, sunyi dan sangat dingin. Perjalanan itu sendiri terasa cukup mencekam, karena untuk sampai ke desa saya, kami harus melewati hamparan sawah yg luas serta dua buah pemakaman yg sudah cukup tua. Bagi mereka yg tidak terbiasa, saya yakin rasa takut akan datang menghampiri, akan tetapi bagi kami orang-orang kampung seperti saya, suasana tadi adalah salah satu daya tarik yg malah sampai saat ini selalu ingin saya ulangi kembali…
Sesampainya dirumah, kopi panas adalah hal pertama yg kami cari. Teras depan rumah orang tua saya, kami pilih menjadi tempat untuk menikmati kopi tubruk tersebut. Beberapa pisang goreng sisa tadi sore, terasa sangat nikmat dan pas untuk menjadi teman si kopi hitam yg kental tadi…
Sambil mengunyah pisang goreng dan menyeruput kopi panas, saya dan Wasis pun berbincang bincang ringan, membahas hal-hal yg lazimnya di bahas oleh anak-anak muda seusia kami. Hal tersebut membuat kami sesekali tertawa terkekeh-kekeh di tengah kesunyian malam tersebut. Bahkan beberapa kali, petugas ronda yg kebetulan lewat di depan rumah sayapun memperingatkan kami, tentunya sembari bercanda, karena mereka adalah teman-teman saya juga..
Jam Guess palsu ditangan kanan saya sudah menunjukkan pukul 00:45 pagi saat kami berdua memutuskan untuk beristirahat. Saat berjalan memasuki rumah, saya sempat terperanjat karena melihat sesuatu yg baru di ruang tamu. Di keremangan ruangan, nampak sebuah pigura kaca besar terpasang di salah satu sudut ruangan ini. Barang ini tidak pernah ada sebelumnya, maka secara reflek sayapun berjalan menghampiri pigura tersebut..
Setelah saya perhatikan dengan seksama ternyata pigura kaca tersebut berisi jersey tim nasional yg saya kenakan di perhelatan Sea Games yg lalu. Tanpa sepengetahuan saya, ternyata ayah saya telah memesan sebuah figura untuk memajang jersey tersebut. Mungkin itu adalah ungkapan rasa bangga dari seorang ayah yg anaknya mendapat kesempatan membela negaranya..
Saat itu saya mempersilahkan Wasis untuk berangkat tidur terlebih dahulu. Agar nampak lebih jelas lampu ruang tamupun saya nyalakan, maka sekarang nampak jelas sebuah baju tim nasional berwarna merah dengan motif garis horizontal putih serta bernomor 20 di bagian dada. Bagian depan baju ini penuh dengan tanda tangan seluruh anggota squad tim nasional saat itu. Di bagian tengah, terdapat tanda tangan kapten kesebelasan saat itu, yaitu Bima Sakti beserta tulisan “Semoga Sukses buat Bambang” di bagian bawah namanya..
Itu adalah jersey pertama saya bersama tim nasional Indonesia, jersey itu memiliki nilai sejarah yg sangat tinggi dalam perjalanan karir sepakbola saya. Saya ingat, ketika pertama kali saya menunjukkan jersey tersebut kepada ayah saya, dengan semangat ayah saya langsung mengenakannya, bahkan menggunakan nya untuk bermain tenis bersama rekan-rekan sekantor beliau di sore harinya. Dengan bangganya ayah saya menceritakan setiap detail tanda tangan pemain nasional yg ada di atas jersey tersebut..
Dari raut muka ayah saya, nampak sekali jika beliau sangat bangga memakai seragam tersebut. Bahkan saya melihat, mungkin melebihi kebanggaan saya sendiri ketika mengenakannya. Terlihat sedikit norak dan kampungan memang, akan tetapi menurut pendapat saya, itulah sebuah ungkapan perasaan yg spontan dan jujur dari ayah saya..
Setelah saya perhatikan dengan seksama, ternyata pigura ini sedikit kurang simentris dalam pemasangannya, salah satu ujungnya nampak lebih tinggi dari sisi yg lain, maka dengan segera sayapun membetulkan letak pigura tersebut. Malam itu, sambil memandang jersey tersebut sayapun berjanji dalam hati. Sebuah janji yg akan selalu saya pegang, sampai saatnya nanti saya harus berhenti. Iya, sampai saatnya nanti saya harus berhenti..
Saya berjanji untuk selalu berusaha menepati dan menyanggupi setiap panggilan dari tim nasional Indonesia, apapun keadaannya. Saya akan selalu berusaha untuk datang tepat waktu, memberikan kemampuan terbaik saya, serta memberikan dedikasi tertinggi saya kepada pasukan garuda, dalam apapun kendalanya..
“Kemampuan saya mungkin akan berangsur surut seiring dengan berjalannya waktu, ketajaman saya sebagai seorang striker mungkin lambat laun akan memudar seiring dengan berkembangnya permainan sepakbola itu sendiri. Akan tetapi “TIDAK” dengan komitmen dan dedikasi saya kepada tim merah - putih. TIDAK AKAN PERNAH BERUBAH…!!!”
Di belahan dunia manapun, bermain untuk tim nasional adalah puncak dari karir seorang pesepakbola, tidak ada yg dapat memungkiri itu. Memakai jersey merah-putih adalah perpaduan antara sebuah tanggung jawab dan kebanggan yg luar biasa. Sebuah kebanggan yg tidak akan pernah dapat di nilai dengan sekedar sebuah mata uang..
Menyayikan lagu Indonesia Raya bersama puluhan ribu pendukung garuda, merupakan sebuah pengalaman yg tidak akan pernah dapat di lukiskan dengan kata-kata (Baca: Artikel ketika sebuah lagu menyadarkan saya - 2008). Saya akan selalu berusaha menghayati dan menyanyikan lagu tersebut dengan lantangnya, dalam setiap penampilan saya bersama tim nasional Indonesia. Sebuah rasa kebanggaan yg hanya akan anda pahami, ketika anda mengalaminya sendiri..
Sebagai pemain, ada sebuah prinsip yg akan selalu saya pegang dalam karir sepakbola saya. Yaitu, saya akan selalu berusaha memberikan kemampuan terbaik saya dan mensupport tim baik di atas lapangan, dari bangku cadangan maupun dari tribun penonton..
Terkadang kita harus mampu mengesampingkan ego pribadi demi keutuhan tim, karena kebutuhan tim diatas segalanya, apalagi hal tersebut menyangkut kepentingan negara. bagi saya, apapun keputusan pelatih adalah bersifat mutlak dan tidak dapat di ganggu gugat. Sebuah keputusan yg harus di hormati oleh seluruh komponen di dalam tim, karena memang begitulah cara kerja orang-orang profesional..
Saya selalu berusaha menjaga hubungan profesional secara baik dengan siapapun pelatih yg menangani saya bersama tim nasional. Dan sejujurnya, itu merupakan salah satu faktor kunci dalam keberhasilan saya bertahan selama 11 th, tampil sebanyak 81 kali dan mencetak 37 gol untuk negara yg sangat saya cintai (Sampai saat ini)..
Seperti halnya pigura kaca tersebut, yg sampai dengan saat dimana saya menulis artikel ini, masih menempel dengan kokoh di tempat yg sama dan tidak bergerak sedikitpun. Maka sampai detik ini, keyakinan, komitmen dan dedikasi saya juga tidak bergerak dan berkurang sedikitpun, tidak akan pernah berkurang kawan, sampai kapanpun. Saya tidak akan berhenti bermain untuk tim nasional, sampai suatu saat nanti, tenaga dan pikiran saya tidak dibutuhkan lagi oleh pelatih tim nasional..
“Cepat atau lambat, jersey merah - putih ini pasti akan tanggal dari badanku. Akan tetapi satu hal yg pasti, lambang garuda itu akan tetap melekat di dada kiriku, tinggal disana sampai akhir hayatku”

One faith, one flag, one mission, one heart and one love for INDONESIA..

Sunday, December 26, 2010

Hati

Oh Allah
bagaimana sih kebenaran itu?
bagaimana sih agar aku tau bahwa aku mencintaimu?

Oh Allah
aku memang tidak layak disebut sbg muslim
tingkahku begitu jauh dari kriteria itu

Oh Allah
hanya Engkau yang tau bahwa aku begitu mencintaimu
hanya Engkau yang tau....

aku sudah terbiasa hidup dengan beragam tantangan
tapi ketika Engkau mengahapkan kepadaku
bahwa, yang kuperjuangkan ternyata tidak berarti apa-apa

Oh Allah
aku selalu berdo'a
hisablah segala kejahatanku kala aku di dunia
hisablah aku tatkala aku masih bernafas
aku harus ikhlas hadapi

karena aku tidak mau Ya Allah
aku tidak mau kelak jika kubertemu denganMu
Engkau kecewa

aku ingin berpenampilan sangat cantik dihadapanMu
aku....
aku ingin hidupku hanya untukMu

Friday, December 24, 2010

Monday, December 20, 2010

sebuah perenungan

Ya Allah
hamba hanya ingin berkata apa adanya
hamba tidak mampu memendam semuanya
ketika harus kusampaikan apa yg ada dalam hatiku
mungkin tidak semua orang bisa menerimanya

bukankah lebih baik menyampaikan langsung kepada yg berkaitan
daripada harus mengguncingkannya dengan orang lain?

aku siap dibenci
aku siap dijauhi
karena aku sudah terbiasa dg hal itu semua

aku hanya manusia yang hina
aku banyak salah dan dosa
jikalau dunia mengetahui segala dosa yang kulakukan
maka dunia pasti akan menertawakanku
mencemo'ohku
mengucilkanku

tapi tidak apa-apa Ya Allah
aku tidak takut dengan itu semua

meski aku tidak tau apakah yang kulakukan ini benar atau salah
tapi yang penting
aku telah memikirkannya matang2 sebelum memutuskan ini semua

Tuesday, December 14, 2010

Jika Allah berkehendak...

By: 
Shochrul Rohmatul Ajija
serambil Hafsa F.1.1.a
.......
"Mi...ada deka' mane? Ai dah d KL central dah"
"Iya ney Ma, q barusan turun dari sky bus"
.......
click....'
'eiy...bundo......'
'wuih...banyak banget bawaannya'
tubuhnya emang mantaff untuk membawa tiga bag besar, 1 koper dan 2 tas standard orang mau pergi jauh yang g kembali kembali..kikikiki...
'btw bus way anyway...udah makan belom? laper ney...'
'jom, qta makan...'
'eh....subhanallah ya, dikau terselamatkan honey....'
'iya Ma...ayah & mamaku juga kaget bukan kepalang...padahal mama udah menyusun schedule untuk pindahanku'
di tengah hiruk pikuk berjubel orang yang asyik keluar masuk bangunan yang elegan itu, akhwat jebolan Unan ini nampak begitu sumringah dengan senyum khasnya yang manis dan cute...
'ohhh..my dear...aq bersyukur banget, Allah mendengarkan do'a kita...berarti Allah juga masih memperbolehkan aq untuk terus cubit pipi kamu jika q lagi guemezzz'
hahahaha...

kuperhatikan terus caranya makan, cara dia bertutur...oh Allah..sungguh begitu besar kekuasaan-Mu, menghadirkan BNMI sepertinya...
sosok sahabat perjuangan, yg begitu ikhlas, begitu santun, begitu baik.....
langkahnya pelan tapi lurus dan pasti....aq bersyukur bisa menjadi bagian dari catatan hidupnya....
semoga Engkau terus memberikan keistikhomahan dan manisnya iman kepada saudariku ini...

'begitulah ketika Allah berkehendak' (terinspirasi dari bukunya Pak Alwi Alatas, ketika Allah menguji kita, red, peace...)
g ada yang bisa memprediksi sebelumnya, hanya Dia yang tau....qta qta ini hanya bisa HHC dengan selalu tersungkur dan berusaha semaksimal mungkin...


“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur, Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (al-Baqarah: 255)

FRPS II di Jogjakarta tgl 9 Desember 2010 kemaren juga memberikan pelajarn yang begitu berharga buatq tentang hal ini. Bahwa, ketika Allah azza wa jalla berkehendak, maka tidak ada satupun yang bisa menghalanginya...dan sungguh ketika Sang Maha Kuasa menghendaki sesuatu, maka jalan menujunya adalah begitu mudah....

info FRPS tersebar begitu banyak di milist-milist sejak awal desember. Atas usulan mas Heru, akhirnya q mengumpulkan bahan2 terkait paper yang didiskusikan di kajian rutin ISEFID, entah lupa tanggalnya..yang penting Dr Sabri berperan sangat besar dalam hal ini (thanks a bunch for Dr Sabri). Sampek2, banyak rekan2 ISEFID yang punya visi sama untuk menulis paper yang serupa...'kontribusi perbankan syariah thd economic growth'...

'Rul...aq Jum'at ini pulang loh ya...dan aq ada prajab di ketintang selama 2 minggu. Nah, datanya kan sudah ada, nanti tak rewangi nge-run. Yen ono opo2, qta komunikasi via fb ae'...

ye....berarti guwe single fighter dunk....
tapi, tgl 18 nov ini aq yo muleh loh...yo ngerti sendiri kalo di kampung susah akses internet. Musti ke kota dulu ney...


'ya..gak apa2..kalo g keburu yo wes g apa2'

ughhh...begitulah gaya prof satu ini....nyantai puoolllll


hemmm!!! semangat!!!


g tau kenapa, meski di kampung, aq begitu bersemangat memulai menulis. Padahal aq baru start untuk menulis itu sekitar tgl 21 ketika aq pulang ke Mojokerto. Kalo masih di Surabaya, aq pasti g bisa ngapa2in...adik2q yang imut menjadi begitu sayang untuk dilewatkan...
Hisom yang telah berhasil mengukir sejarah dalam hidupnya, berhasil melawan rasa takut luar biasa saat dia memutuskan untuk hidup sebagai perjaka..kwkwkwk...(Muhammad Joko Hisom Masduki, red)...kikikikikiki...

g biasanya kalo di kampung, aq masih bergulat dengan laptop pengukir sejarah, si Axio yang telah bergaret2 dan bertompel dua...

loh nduk...laptop kamu kok beda dengan punya adik...
kok ada item2nya di pojok atas dan bawah
terus kok ada garis2nya di tengah
iki laptop opo toh nduk?


kwkwkwkwk
ibuku...ibuku...

'oooo...laptop saya ini beda bu'...'
kalo nyari laptop kayak gini, yg ada tompel plus garis2nya gini sudah susah
jadi harus dirawat baik2...

hihihihi
jadi merasa berdosa aq yg terlalu banyak membohongi ibu
padahal, aslinya, laptopq udah rusak...
asli, panas banget mataku, kalo lama2 di depannya..
tapi, tak ape....laptop perjuangan yang berhasil mengantarkan aq sampek kayak gini (emang kayak apa ya sekarang..uhhhhh!!!!)


'nggehh...nyuwun do'ane mawon bu'...mugo2 sing kulo garap ini bisa tembus..mak blus!!!!'
hehehhe

dua hari di kampung, paper ini g kunjung selesai, hingga kamis, 24 nopember aq harus balik ke Surabaya lagi...

'pokoknya mbak hari ini jangan diganggu ya honey boney...
mbak tak di atas aja ya...'

iya mbak...


uhhh..senangnya mendengar jawaban kooperatif dari adik2ku...ya, meskipun Sang Joko baru tetep menemaniku di lantai dua, rumah di Kedinding Gang tanjung ini dengan asyik mengotak atik laptop Asus barunya, hadiah karena udah berani jadi perjaka..hehehe...

ughhh...laptop buat anak kecil aja musti yg baru dan mahal...
lalu kulirik laptop hitamku yang telah usang...
ugffff...tak ape..tak ape...
sabar..sabar...


hehehe...gejala iri dengki telah berjamur....tapi ya, sok kuat gitu deh, saat ditawarin laptop baru dari paman..ku jelas2 menolak...padahal, ya..asline ngiler abizz...hihihihi

yeahhhhhh...jum'at, 25 nopember 2010, deadline FRPS bo'''
pagi2 q harus ke daerah sekitar Unair, cukup 20 menit dengan mengibas jalanan Surabaya yg panas dan menyelekit kulitku hingga gosong...
Rental komputer 'Vinaya' di Gubeng Airlangga Gang 4 ternyata makin sukses aje...usaha milik saudara jauh dari kakek nenekq ini semakin mengibarkan sayapnya aja...
ih...jadi ngiler pangkat tiga.....
hihihihi

dengan gemetaran ku print satu per satu paper yang barusan tadi pagi kuselesaikan...
'whhh...asli..lemot banget printernya.....
uh....g kayak paper logic di library kampus biru, tempat mafia Gombak berkerumun...flash..flash...

jilid spiral di depan pintu keluar kampus B Unair pun menunjukkan gelagat yang asli..........................mualezzzzz aq!!!!
masa' jilid spiral harus dimasukin satu2!!!
terus, mesin jilidnya dipake apa!!!
udah gitu, si mas separuh baya itu jilid sambil goyang sana goyang sini, nembang lagu dangdut jaman 70an...nglirik pegawai foto copy yang juga g kalah centilnya...
aduh!!!! 2 jam aq nungguin g kelar kelar!!!!

ESMOS-SIS!!!!

ugffffff...
kalo kayak gini, mana bisa jadi bangsa yang maju dan berdaulat
musuh udah pegang granat, di sini masih asyik melayang2 melewati dunia maya dengan tembang2 melo yanggg..ihhhhhh...sebel poulllll
ya..tapi inilah bangsaku
aq harus bisa merubahnya!!!

'waduh..udah jam 1 lagi....
'gimana ya...udah gitu, jam 2 aq harus ngisi diskusi rutin dosen2 Ekonomi Syari'ah Unair lagi..
'uhhhh...

grenggg....
kulajukan motor merah merek China ini menuju masjid Nuruzzaman kampus B...
Ya Allah
jika ini rizkiku, maka g akan lari kemana...
udah gitu, pulsaku abis lagi...
aq harus ketemu Umi, adik semata wayngku yang juga baru masuk ekonomi syariah

'hmmmm...aq harus ke departemen ney...
yaudahlah..mungkin bukan rejekiku...

eh...Allahu akbar
insting adik dan kakak emang cukup kuat

'loh..mbak..kok di sini?
'alhamdulillah...brow, kamu bisa g nyempetin ke kantor pos di kampus A
urgent banget brow, ini harus dikirim hari ini Cap pos

oke mbak...
tapi aku tak solat dulu ya...

'iya gpp...
aq buru2 ney ditungguin dosen2...

beres!!!

alhamdulillahirabbil alamin,....
sungguh Ya Rabb, jika Engkau berkehendak, maka tak ada lagi halang rintang yang mampu membendungnya


“Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (ath-Thalaaq: 12) 

na..na..na...na...na...(asli, njiplak gaya lissa edward)
'wah..ada reply dari panitia ney...
'wuihhh...di suruh revisi lagi???? Jumlah halamanku g nyampek 20 exclude table & graphic????
'masyaAllah...
'ihhh..udah gitu, sekarang jam 9 lagi...
besok aq harus balik k KL, kantor pos tutup jam 12
astagfirullahaladzim...

tapi...entah kenapa, saat itu tak terbelesit keraguan sedikitpun untuk merevisi paperku. Langsung wuerrr..dari warnet langgananku ku langsung nyamperin laptop keramatku di rumah. Kutambahkan aja teori yang kutulis waktu pe er international trade kelas prof Yusuf...(asli bermanfaat juga....heheheh)


lalu, jam 10 langsung go!!! ke Unair. Hanya di sana ku bisa ngeprint dengan relatif cepat dan deket dengan kantor pos...

'duh..alamak...
Vinaya tutup...
'tapi gpp...rental depannya buka...
'alhamdulillah...

fffffffffffffffffffffff
'hohohohoho
Aq gumessssszzzz
printernya...luelet banget....
hoa hoa hoa...
'ha!!!
udah jam 11.30!!!

ufff..setelah selesai semuanya, langsung ku cabut tanpa banyak kata ke centra foto copy...
'ah..aq g mau ke tempat kemaren lagi...
'bunuh diri aq!!!

citttttttttt
motorku terhenti di foto copy kecil
'eh...punya orang China

terus kujelaskan ke wanita paruh baya berkalung salib ini kalo aq harus ke kantor pos sebelum jam 12.
lalu dengan tangkas Ibu ini beserta anaknya menggarap paperku..
'udah...go!!! go!!! mbak!!!
'yuhuuuuuu..
'makasih banyak tante!!!!

ufffff....jadi bingung aq!!! aq bertemu non muslim yg kebetulan cekatan..daripada foto copy muslim yang malah lelet...
ugghhh..auh akh...jadi panjang ceritanya entar...

'wah..mbak..udah tutup ney...
baru saja system qta off-kan
'kalo udah off gini g bisa dibuka lagi
'senin baru buka
Ya Allah...
lemezzz aq...

'tapi mbak...pergi aja ke kantor pos pusat yg di Jl. pahlawan
'kalo sabtu, tutupnya jam 6 sore

wah...harapan itu masih ada!!!
(mirip lagunya PKS ala shoutul harokah..hihihihi)

dan aq pun meluncur ke tempat jam 30 menit jauhnya dari Unair
g pake sarung tangan
g pake jaket
dan yang paling penting
g pake lama....

CHEDOGGGGGGG...
stempel khas kantor pos telah melayang di amplop coklat berisikan paper perjuangan ini...
indah rasanya, dengan peluh dan gemetar bertegangan tinggi
alhamdulillah....
segala puji bagi Allah
aq telah menuanikan satu tugas hari ini...
dan aq harus bergegas ke ITC untuk kulakan baju, demi menyambung hidup di negeri Jiran

faightooooo oh!!!!!
(....ala Gokusen, ratih et al....)

'hemmm...
'kak abidah, boleh tak aq nebeng ngenet
'tentu saja Rahma...

duh..kakak satu ini, apik pisan euiy....

'hehehe...pak mas nulis komen di milist mgombak
'kutimpali aja ah....
'hahahaha
'siapapun yang lolos, wajib presentasi di diskusi ISEFID plus bawa permen asli Jogja
dan Pak mas pun menimpali
'ya..berdo'a aja mbak Rahma...
'yo'i pak...

lalu...tak lama setelah itu
sms berbunyi di Hp nokia q
'selamat, paper anda yang berjudul "the contribution...." berpeluang untuk dipresentasikan di FRPS Jogjakarta. Silahkan segera memberitahukan jadwal penerbangan anda agar panitia segera bersiap-siap. untuk info lebih lanjut, hubungi Ali Reza'

Allahu rabbi
'kakakkkk
'paperku ketrima!!!

'ketrima apa Rohma

aku pun berguling guling di atas kasur petak kak abidah...

'Rahma, are u all right?

'kakak!!!
'luph u cz Allah...
'Go Jogjakarta kak!!!

dan kak abidah pun tetap dengan senyum Aceh-nya yang khas...
------------------------------------------
------------------------------------------

“... Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya, Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya, Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (ath-Thalaaq: 2-3)
“Katakanlah, ‘Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.’” (at-Taubah: 51)







Thursday, December 2, 2010

HIKMAH

SEBAGAI MUSLIM, HARUSKAH KITA BERBISNIS? (2)

”Jika Anda memang benar-benar ingin menggerakkan roda perekonomian di negeri ini, maka tidak ada indikator yang paling kuat selain mengembalikan setiap orang untuk kembali bekerja”

Begitulah kira-kira pernyataan dari salah seorang ahli ekonomi di Malaysia, Prof. Ahamed Kameel Mydin Meera dalam sebuah perkuliahan di International Islamic University Malaysia. Kalimat pamungkas dari penjelasan panjang lebar mengenai begitu kompleksnya kebijakan yang diambil oleh para pakar ekonomi.

Hmmm...jadi teringat dengan kondisi negeriku tercinta. Lihat saja, tingkat pengangguran di Indonesia masih bertahan dalam kisaran angka 8% dalam satu dekade terakhir.  
Sumber: Bank Indonesia

Beragam kebijakan yang ditempuh, baik fiskal maupun moneter akan menjadi kurang berarti dalam mendongkrak sektor riil jika tidak ada mesin yang bisa digerakkan. Kedua alat pelumas itu hanya akan menjadi kebijakan yang menyentuh langit-langit saja dan terlampau susah untuk menjangkau bagian yang paling bawah, yakni kemajuan rakyat kecil.

Lalu, sebenarnya apa sih yang nampak berperan penting dalam memajukan derajat penduduk Indonesia, terlebih untuk lepas dari jeratan kemiskinan yang masih melanda? Dalam hal ini, Sandiaga Uno, wakil pimpinan KADIN menegaskan bahwa sektor industri kecil dan menengah (UKM) lah yang berperan penting dalam mengurangi pengangguran dan angka kemiskinan di negeri yang berpenduduk sekitar 200 juta jiwa ini. Paling tidak, dari 200 juta jiwa tersebut, Indonesia memerlukan sekitar 4,4 juta atau sekitar 2,2% dari total penduduk untuk menjadi seorang entrepreneur demi meningkatkan kembali pertumbuhan ekonomi di 2010. Padahal, di akhir 2009 jumlah para pebisnis ini hanya sekitar 0,18% dari total populasi.

Nah, dari angka-angka tersebut tentunya kita bisa melihat bahwa jumlah entrepreneur di Indonesia masih sangat jauh dari target yang diharapkan. Hal ini tentunya menjadi cambuk buat kita, umat Islam, terlebih hampir 80% penduduk Indonesia adalah Muslim.

Lalu, apakah kita hanya bisa melihat dan membincangkan kondisi ini terus menerus? Apakah kita bangga dengan ‘prestasi’ seperti ini? Tentu saja dan saya sangat yakin bahwa Anda sekalian pasti berkata “TIDAK”.

Ya…at least ketika saat ini Anda sudah merasa kaya, maka yang lebih dipikirkan adalah bagaimana kita bisa membantu mengangkat derajat orang lain. Padahal jelas dalam hadist bahwa menolong saudara kita yang terhimpit masalah dunia adalah sangat utama.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ (رواه مسلم)

Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang membebeaskan seorang mu'min dari himpitan kehidupan di dunia, maka Allah akan membebaskannya kelak dari himpitan di hari akhir. Dan barang siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkannya kesulitannya di dunia dan di akhirat. Dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah pun akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Dan Allah akan selalu menolong seorang hamba, selagi hamba tersebut selalu menolong saudaranya. (HR. Muslim)

Lalu, apakah kita hanya mau memberi mereka sedekah? Tentu saja tidak, itu bukan menolong namanya…tapi itu lebih membuat si miskin asyik dengan kemiskinannya.
Tidakkah kita senang jika dari tangan kita orang lain bisa mencari beragam keberkahan? Dari bisnis sekecil apapun yang kira rilis bisa jadi akan melahirkan banyak kabilah-kabilah dagang yang lain dan yang perlu kita ingat bahwa bisnis itu adalah paling utama seperti yang diungkapkan Rasulullah saw:

سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَفْضَلِ الْكَسْبِ فَقَالَ بَيْعٌ مَبْرُورٌ وَعَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ (رواه أحمد)

Dari Hani' bin Nayar bin Amru ra berkata, bahwa Nabi Muhammad SAW ditanya mengenai pekerjaan yang paling mulia. Beliau menjawab, 'Jual beli (bisnis) yang mabrur (sesuai syariat dan tidak mengandung unsur tipuan dan dosa) dan pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan kedua tangannya." (HR. Ahmad)

Sementara itu, bagi Anda yang saat ini masih merasa dari bagian yang terhimpit dalam masalah dunia, bisnis bisa menjadi solusi atas problematika yang Anda hadapi. Yakinlah jika Anda optimis, jalan itu pasti ada. Karena sungguh, Allah SAW sangat dekat dengan prasangka hambanya, seperti yang Ia janjikan dalam surat.....

Nah, begitulah saudaraku bagaimana pentingnya menjalankan suatu bisnis itu. Jika kita yakin bahwa bisnis adalah suatu kebenaran, maka jangan ragu untuk melangkah. Cita-cita untuk menjadi seorang pebisnis yang jujur dan amanah harus melekat dalam kepribadian setiap Muslim. Dan semoga amalan inilah yang bisa menjadi salah satu jalan buat kita untuk bertemu dengan Rasulullah saw, para nabi, shiddiqin dan syuhada di surga kelak. Amiin.... 


By Shochrul Rohmatul Ajija  



JANJI TIGA BIDADARI

Kutipan cerita yg selalu manis...
yang tak pernah terlupa sepanjang hayat
cerita penggugah semangat untuk tetap membara
cerita pengingat janji yang tak boleh terlupa
honey...sahabatku...
ukhtiy...
senyum manismu selalu ada
senyum manis kalian berdua selalu merekah
indah...


Setahun yang lalu
di salah satu anak tangga
gedung termegah Unair

Tiga bidadari duduk melingkar
bicaranya saling berbisik
sesekali ditingkahi senda gurau


Sejurus kemudian
ketiganya terdiam
hanyut dalam pikiran masing-masing


Sebulan sebelumnya
bidadari pertama bercerita pada bidadari ke dua
“mbak, aku mau nikah”
dengan santainya bidadari ke dua menanggapi
”alhamdulillah, hmm akhirnya ngaku juga, aku udah tahu”
”oh ya, masa”, jawab bidadari pertama
”iya dong, aku kan detektif”, kelakar bidadari ke dua
”so, what can I do for you dear?”, lanjutnya
“mbak..”, ucap bidadari pertama lirih, tertahan
dan bidadari ke dua hanya tersenyum
seolah bisa menebak kelanjutannya
”anti kan tahu, tak ada lagi yang bisa kami andalkan
menjadi penerus perjuangan ini, selain anti dan bidadari ke tiga”


Pada saat yang sama
di tempat yang lain
bidadari ke tiga menyampaikan cita-citanya
pada bidadari ke dua
”mbak, semester VI ini aku harus lulus”, ucapnya bersemangat
”aku ingin jadi dosen”, lanjutnya
”subhanalloh, hebatnya adikku”, jawab bidadari ke dua
”aku mendukung sepenuhnya cita-citamu,
tapi itu berarti anti akan lulus bersamaan denganku
lantas siapa ya yang bisa jadi penerus kami di kampus tercinta ini?”
bidadari ke tiga termenung, lantas menjawab
”kan masih ada bidadari pertama”
”hmm, bentar lagi dia juga mau ada amanah baru”, jawab bidadari ke dua
”tapi masih rahasia, kapan-kapan nanti tak jelasin ya say”, lanjutnya


Dan hari ini
saatnya ketiga bidadari itu bertemu
menyampaikan rahasia hati masing-masing


Pada suatu siang yang indah
di salah satu anak tangga
yang sepi dari keramaian


Bidadari ke dua memulai pembicaraan
”saudariku, bukankah dakwah dan tarbiyah
itu sepanjang hayat
yang tak ada kata cuti menikah, cuti melahirkan, dsb.
betapa pejuang-pejuang dakwah yang terdahulu di kampus ini
telah meletakkan pondasi yang kuat untuk diwariskan kepada kita
meski harus dibayar dengan ’jatah kelulusannya’
mereka rela ’berlama-lama’ kuliah, asal dakwah tetap bergelora
dan kini, kitalah yang menikmati hasilnya
ketika dakwah telah semakin mudah
kita bisa lebih konsen kuliah, mengukir prestasi
bahkan lulus dengan tempo lebih cepat dari rata-rata”


”karena itu ukhti..
tak ada dispensasi bagi kita
kita tidak boleh mengurangi amanah
apapun alasannya”


”jika kakak-kakak kita saja bisa kuliah
dan tetap mewariskan pondasi dakwah yang kuat untuk kita
apalah lagi kita? yang beban dakwahnya tak seberapa ini
pastinya lebih bisa mensinergikan dakwah dengan skripsi
atau mensinergikan dakwah dengan keluarga, bagi yang akan menikah”


”karenanya kita tak boleh
mengurangi amanah kita
sedikitpun..”


Sesaat, tiga bidadari itu tertunduk
bulir-bulir air berjatuhan
membasahi pipi mereka
seraya berangkulan
mereka berjanji
akan saling menolong dan mengurangi letih
”nikah ya nikah, skripsi ya skripsi, tapi amanah jalan terus dong!”
janji mereka bertiga


Kini..
setahun lamanya
setelah perjanjian itu
bidadari ke dua membuka kotak memory


Sebulan sesudah perjanjian itu
bidadari pertama melangsungkan pernikahannya
dia menepati janjinya
menjalankan amanah menjadi mas’ulah, menggantikan bidadari ke dua
yang harus berpindah pada amanah lain
dengan keikhlasan, ketelatenan, kecerdasan, dan kerja kerasnya
bidadari pertama telah membuktikan bahwa dia bisa
mensinergikan dakwah, keluarga, dan kuliahnya
pantaslah bila Alloh begitu mencintainya
hingga di suatu hari yang fitri
lima bulan setelah pernikahannya
bidadari pertama telah syahid menghadap sang Pencipta
bersama calon mujahid yang tengah dikandungnya
;kami mengiringi kepergiannya dengan linangan air mata kebanggaan
kami berharap dia selalu bahagia di sisi-Nya


Sedang bidadari ke tiga
karena sesuatu hal
dia baru menyelesaikan kuliahnya pada semester VII
dia pun menepati janjinya
menjalankan amanah di kampus tercinta
lebih-lebih setelah bidadari pertama tiada
dialah satu-satunya kakak yang diharapkan bisa menguatkan adik-adiknya  
sebentar lagi dia akan mewujudkan mimpinya menjadi dosen
dia akan segera terbang ke Malaysia dan menimba S2 di sana
setelah itu dia akan kembali ke kampus ini
dan menguatkan bangunan dakwah di dalamnya
dengan menjadi ADK permanen


Lantas, bagaimana dengan bidadari ke dua?


Empat bulan setelah perjanjian itu
dia telah menyelesaikan kuliahnya
namun dia berusaha menepati janjinya
dengan tetap menjalankan amanah di kampus tercinta
hingga kini
meski tentu, dia tak lagi se-all out dulu
dia ingin melebarkan sayapnya
dengan berjibaku pada sebuah partai dakwah
dia berusaha menekuni dunia jurnalis dan tulis-menulis
semata-mata demi sumbangsihnya untuk agama ini
meski mungkin tak seberapa
dia memusatkan konsentrasinya pada pemberdayaan perempuan
dan kesejahteraan anak-anak
juga semata-mata demi memperbaiki peradaban bangsa ini
satu hal yang sungguh sangat dia harapkan
hadirnya seorang teman sejati yang bisa menguatkannya
saat berlari dan mendaki terjalnya jalan dakwah ini
ah, mudah-mudahan tak lama lagi


Begitulah..
pada akhirnya ketiga bidadari itu
tetap berusaha menepati janjinya
dengan harapan
Alloh akan senantiasa memuliakan hidup mereka
dalam ma’rifat kepada-Nya
dan kelak berkenan mematikan mereka
dalam syahid di jalan-Nya


Moga rahmat dan berkah Alloh
senantiasa dilimpahkan
bagi mereka bertiga..


Aamiin
ya Robbal alamiin..