Thursday, December 2, 2010

JANJI TIGA BIDADARI

Kutipan cerita yg selalu manis...
yang tak pernah terlupa sepanjang hayat
cerita penggugah semangat untuk tetap membara
cerita pengingat janji yang tak boleh terlupa
honey...sahabatku...
ukhtiy...
senyum manismu selalu ada
senyum manis kalian berdua selalu merekah
indah...


Setahun yang lalu
di salah satu anak tangga
gedung termegah Unair

Tiga bidadari duduk melingkar
bicaranya saling berbisik
sesekali ditingkahi senda gurau


Sejurus kemudian
ketiganya terdiam
hanyut dalam pikiran masing-masing


Sebulan sebelumnya
bidadari pertama bercerita pada bidadari ke dua
“mbak, aku mau nikah”
dengan santainya bidadari ke dua menanggapi
”alhamdulillah, hmm akhirnya ngaku juga, aku udah tahu”
”oh ya, masa”, jawab bidadari pertama
”iya dong, aku kan detektif”, kelakar bidadari ke dua
”so, what can I do for you dear?”, lanjutnya
“mbak..”, ucap bidadari pertama lirih, tertahan
dan bidadari ke dua hanya tersenyum
seolah bisa menebak kelanjutannya
”anti kan tahu, tak ada lagi yang bisa kami andalkan
menjadi penerus perjuangan ini, selain anti dan bidadari ke tiga”


Pada saat yang sama
di tempat yang lain
bidadari ke tiga menyampaikan cita-citanya
pada bidadari ke dua
”mbak, semester VI ini aku harus lulus”, ucapnya bersemangat
”aku ingin jadi dosen”, lanjutnya
”subhanalloh, hebatnya adikku”, jawab bidadari ke dua
”aku mendukung sepenuhnya cita-citamu,
tapi itu berarti anti akan lulus bersamaan denganku
lantas siapa ya yang bisa jadi penerus kami di kampus tercinta ini?”
bidadari ke tiga termenung, lantas menjawab
”kan masih ada bidadari pertama”
”hmm, bentar lagi dia juga mau ada amanah baru”, jawab bidadari ke dua
”tapi masih rahasia, kapan-kapan nanti tak jelasin ya say”, lanjutnya


Dan hari ini
saatnya ketiga bidadari itu bertemu
menyampaikan rahasia hati masing-masing


Pada suatu siang yang indah
di salah satu anak tangga
yang sepi dari keramaian


Bidadari ke dua memulai pembicaraan
”saudariku, bukankah dakwah dan tarbiyah
itu sepanjang hayat
yang tak ada kata cuti menikah, cuti melahirkan, dsb.
betapa pejuang-pejuang dakwah yang terdahulu di kampus ini
telah meletakkan pondasi yang kuat untuk diwariskan kepada kita
meski harus dibayar dengan ’jatah kelulusannya’
mereka rela ’berlama-lama’ kuliah, asal dakwah tetap bergelora
dan kini, kitalah yang menikmati hasilnya
ketika dakwah telah semakin mudah
kita bisa lebih konsen kuliah, mengukir prestasi
bahkan lulus dengan tempo lebih cepat dari rata-rata”


”karena itu ukhti..
tak ada dispensasi bagi kita
kita tidak boleh mengurangi amanah
apapun alasannya”


”jika kakak-kakak kita saja bisa kuliah
dan tetap mewariskan pondasi dakwah yang kuat untuk kita
apalah lagi kita? yang beban dakwahnya tak seberapa ini
pastinya lebih bisa mensinergikan dakwah dengan skripsi
atau mensinergikan dakwah dengan keluarga, bagi yang akan menikah”


”karenanya kita tak boleh
mengurangi amanah kita
sedikitpun..”


Sesaat, tiga bidadari itu tertunduk
bulir-bulir air berjatuhan
membasahi pipi mereka
seraya berangkulan
mereka berjanji
akan saling menolong dan mengurangi letih
”nikah ya nikah, skripsi ya skripsi, tapi amanah jalan terus dong!”
janji mereka bertiga


Kini..
setahun lamanya
setelah perjanjian itu
bidadari ke dua membuka kotak memory


Sebulan sesudah perjanjian itu
bidadari pertama melangsungkan pernikahannya
dia menepati janjinya
menjalankan amanah menjadi mas’ulah, menggantikan bidadari ke dua
yang harus berpindah pada amanah lain
dengan keikhlasan, ketelatenan, kecerdasan, dan kerja kerasnya
bidadari pertama telah membuktikan bahwa dia bisa
mensinergikan dakwah, keluarga, dan kuliahnya
pantaslah bila Alloh begitu mencintainya
hingga di suatu hari yang fitri
lima bulan setelah pernikahannya
bidadari pertama telah syahid menghadap sang Pencipta
bersama calon mujahid yang tengah dikandungnya
;kami mengiringi kepergiannya dengan linangan air mata kebanggaan
kami berharap dia selalu bahagia di sisi-Nya


Sedang bidadari ke tiga
karena sesuatu hal
dia baru menyelesaikan kuliahnya pada semester VII
dia pun menepati janjinya
menjalankan amanah di kampus tercinta
lebih-lebih setelah bidadari pertama tiada
dialah satu-satunya kakak yang diharapkan bisa menguatkan adik-adiknya  
sebentar lagi dia akan mewujudkan mimpinya menjadi dosen
dia akan segera terbang ke Malaysia dan menimba S2 di sana
setelah itu dia akan kembali ke kampus ini
dan menguatkan bangunan dakwah di dalamnya
dengan menjadi ADK permanen


Lantas, bagaimana dengan bidadari ke dua?


Empat bulan setelah perjanjian itu
dia telah menyelesaikan kuliahnya
namun dia berusaha menepati janjinya
dengan tetap menjalankan amanah di kampus tercinta
hingga kini
meski tentu, dia tak lagi se-all out dulu
dia ingin melebarkan sayapnya
dengan berjibaku pada sebuah partai dakwah
dia berusaha menekuni dunia jurnalis dan tulis-menulis
semata-mata demi sumbangsihnya untuk agama ini
meski mungkin tak seberapa
dia memusatkan konsentrasinya pada pemberdayaan perempuan
dan kesejahteraan anak-anak
juga semata-mata demi memperbaiki peradaban bangsa ini
satu hal yang sungguh sangat dia harapkan
hadirnya seorang teman sejati yang bisa menguatkannya
saat berlari dan mendaki terjalnya jalan dakwah ini
ah, mudah-mudahan tak lama lagi


Begitulah..
pada akhirnya ketiga bidadari itu
tetap berusaha menepati janjinya
dengan harapan
Alloh akan senantiasa memuliakan hidup mereka
dalam ma’rifat kepada-Nya
dan kelak berkenan mematikan mereka
dalam syahid di jalan-Nya


Moga rahmat dan berkah Alloh
senantiasa dilimpahkan
bagi mereka bertiga..


Aamiin
ya Robbal alamiin..

No comments:

Post a Comment