Semoga Trip JoJoBa (Jomblo-Jomblo Bahagia) ini menjadi pamungkas masa lajang kami. Emmm…nampaknya begitulah do’a yang bersembunyi di balik lembutnya tirai para muslimah cantik ini.
Tek..tek…tek…suara detik-detik jam di singgasana peristirahatan canda ini mengiringi gundah gulana hati-hati para Jombloer..”Wahh..kapan ya, Pakleknya datang”, gumam lirih teteh satu ini sambil asyik merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu. “Iya neh..padahal kan udah jam 12 malem, I’m wondering”, tukas sang komandan. Hati-hati ini sudah tak sabar menyapa kabut Bromo yang terkenal itu. Ya..itung-itung, trip kali ini juga menjadi catatan bersejarah tersendiri bagi sang bidadari cantik nan ayu dari Bangka Belitung. Mimpi menaklukkan pulau Jawa dari ufuk barat ke ufuk timur hamper tercapailah sudah.
Nggrengggg..ngreenggge…terdengar suara laki-laki paruh baya menyalakan mesin-mesin inova yang sudah hamper jenuh menunggunya. Seketika itu juga tim JoJoBa terbangun dari empuknya sofa dan secara reflex mengambil koper dan peralatan perang lainnya…
Hemmmm…katanya bag packer, taunya koper packer…hehehheh…dasar wanita…
Strategi perang sudah teratur secara otomatis. Sang komandan disetting untuk menjadi teman ngobrol paklek driver. Di barisan banteng terdapat srikandi-srikandi Cibinong, Bangka Belitung dan Aceh. Sedangkan di bagian ekor terdapat satu ninja hatori dari Thailand bersama dengan koper para koperians…
Bismillahirrahmanirahim….
Perjalanan kami sungguh menyenangkan….wezzz…wezzzz…wezzz…. kami seolah-olah menjadi satu-satunya kelompok makhluk yang memecahkan sunyinya Surabaya ketika malam. Menyapa sang rembulan yang begitu menawan, amboii..bulet tenan euiyyy… Bulan purnama menyimpan rahasia tersendiri hingga berhasil mengantarkan pasukan JoJoBa melintasi awan dan menari-nari dalam dekap hangat yang rembulan…ughhhh..dasar!!!! awas aja kalo sampek ngorok!!!! Grrrrrrr……(ungkapan hati sang Komandan yang mulai bergejolak iri hati dengan gaya bobok para pasukan…)
Amboi…inova ini melaju begitu cepat. Sang driver Nampak sebagai pembalap F1, mengalahkan schumacer bo’…. “Kurang berapa lama lagi Pak?”, iseng-iseng berhadiah ahhh… Daripada tegang lihat cara dia bawa mobil…ughhh..
Meski sang komandan berhasil membuktikan hipotesisnya bahwa sang driver ngantuk berat, ia tetap berusahaa menjadi wartawati dadakan yang sengaja dibayar mahal untuk sebuah perjalanan dinas yang penting. “aduhhh…kita-kita kan belum pada merasakan indahnya nikah, g mau nape –nape dulu….aduhh….ngebutnya asal-asalan lagi”, (gumam sang Komandan dalam hati yang mulai tegang)
“amboi…g ada kehidupan sama sekali neh!!! Tegang gini!!” Jalan berliku-liku menuju puncak bromo, kanan kiri jurang terjal. Jalanan yang masih banyak tertutup abu akibat letusan beberapa bulan yang lalu. Namun, segala puji bagi Allah yang telah mengizinkan rembulan cantiknya menyala di tengah gelap sang malam. Jalan itu Nampak begitu terang. Laakhaula walaa kuwata illah billah….paling tidak itulah yang selalu komandan komat kamitkan…
“eitss..ada apa Pak?”, “iya ney mbak, tutupan abunya tebal banget, g kelihatan jalannya”. “Astagfirullah…hati-hati Pak”.
Udah gitu jalan sempit dan sebelah kiri jurang. Sang Inova pun terseok-seok dan menari-nari secara perlahan. “Ya Allah, jika ini adalah akhir umurku, ampuni dosaku Ya Allah. Kami semata-mata hanya ingin rihlah dan memuji keagunganMu”
“Alhamdulillah….”, ugfffff…sang komandan pun terdiam pelu dan pasi. Ditengoknya kondisi pasukan, tak satupun yang Nampak bergerilya…aduhaiiiii…sekiranya mereka tau kondisi jalan yang mereka lewati, mungkin mereka akan histeris….tapi Alhamdulillah, Engkau menjaga mereka dan meninabobokkan mereka dengan penuh kelembutan….
‘udah sampai ney mbak’…”oiya pak? Alhamdulillah”….Pasukan!!!! bangonnnnnn!!!!! Ambooiiiiiii
“eihh udah nyampek ya Ma’?”
Gubrakkkkkk
Begitu mata perlahan terbuka, riuh para petugas puncak Bromo langsung menghampiri. Menawarkan Jip kebanggakan mereka. Maklum, mobil dilarang masuk sampai ke puncak. Tentunya karena alasan terjalnya medan. Dan jip-jip ini merupakan mata pencahariaan utama penduduk desa ini yang mayoritas suku Tengger.
“Gimana mas? Deal?”, ‘Oke deh mbak..yuk..”
Akhirnya bu bendahara pun mengeluarkan 5 carik uang kertas berwarna merah ke mas pengemudi Jip ini. Tim JoJoBa pun menyewa jaket tebal dengan merogok kocek 20 ribu rupiah. Bagi pasukan yang beruang, langsung aja nyamperin penjual sarung tangan dan tutup kepala. Yang agak pas-pasan, ya….ditahan aja kaley..lagian udah terbiasa dulu hyking di Penanggungan..hehehe…ughhh dasar Bu Komandan…kaciannn deh luuu…(hutsssss!!!)
Jip hijau bersama driver yang maish muda dan energik menjadi pilihan tim JoJoBa. Jip inilah yang akan menemani kami menyisiri eksotiknya Bromo.
Berharap mendengarkan sayu-sayu adzan di balik tebalnya kabut kelam yang begitu dingin. Coollllll…..abizz…..kayak di frezerrr….tapi, unfortunately, tak ada panggilan indah adzan di tempat yang begitu indah ini. Kami pun baru tersadar ketika kami menggelar syal kami sebagai sajadah di puncak Bromo, bahwa para petugas2 itu adalah orang Tengger yang tentunya beragama Hindu.
Orang Tengger ini menganggap Bromo sebagai gunung yang suci. Setahun sekali mereka pasti mengadakan upacara Yadnya Kasada ato Kasodo (jadi inget pelajaran sejarah SD tempoe doloe…heheh). Upacara ini dilakukan di pura yang terletak di kaki Gunung Bromo yang akan kami kunjungi nanti…
Setelah menyatakan cinta kami terhadap Sang pemilik Jagad Raya secara langsung, kami menikmati begitu indah dan dasyatnya Bromo. Jika kalian ingat iklan rook Djarum (the adventure), ya mirip-mirip gitulah…
Terus kalo kalian inget film Harry Potter, bukit-bukit Bromo ini Nampak seperti singgasana surge yang diselimuti awan lembut…begituuu indah…Bukit ini Nampak seperti di awan-awan. Kami serasa melihat penciptaan Sang Maha Kuasa yang paling indah. Ya Allah, apakah speerti ini surge? Ah..aku rasa tidak…surge pasti jauh lebih indah daripada ini..
Sayang, kamera kami tidak bisa mengabadaikan segala fenomena alam yang menurut kami ini Superb!!! Exactly fantastic!!!! Allahu Akbar…
Ternyata, Bromo tidak hanya menyajikan lautan pasir yang begitu indah. Saat matahari tak malu-malu lagi menampakkan wajahnya pun, kabut-kabut menawan ini tetap tak mau pergi dari peraduan. Seolah-olah mereka itu adalah satu bagian yang tak terpisahkan. Bahkan oleh tentara matahari yang sangat menyengat…
Bersama kuda-kuda poni yang kami pilih, kami pun menjelajah Pura tempat ritual suku Tengger hingga sampai ke puncak Bromo. Alhamdulillah alla kullihall…
Bromo yang sebenarnya masih status Siaga 1 itu maish diizinkan untuk kami sapa. Untuk kami dengarkan dentuman-dentuman dalam isi perutnya. Riup riup suara menggelegar terdengar dari kejauhan. Dan akhirnya kami pun berusaha mendengat jeritan hatinya setelah mendaki gunung pasir yang lumayan terjal. Konon, sebelum Bromo meletus, di sana terdapat tangga yang khusus disediakan pelancong untuk sampai ke puncak.
Tapi kala itu, kami hanya disisakan puing-puing tangga yang menurut kami masih cukup membantu untuk sampai ke puncak. Bersama beberapa turis dari Malaysia (nampaknya), kami memaksa kaki yang telah lelah ini untuk sampai ke kawah Bromo. Allahu Akbar!!! Begitulah takbir diserukan setiap lelah memaksa kami untuk berhenti….huppp…sampailah kita ke sana…barisan para rokerss (cz mayoritas tim JoJoBa pada pake gamis & rok)pun menyapukan ujung kainnya ke puncak Bromo…yeahhh!!!!
Bule-bule yang sudah manula pun pada g mau ketinggalan. Dengan bantuan para guide, mereka sampai juga ke puncak. Alhasil, kecupan manis seringkali melayang ke para mas-mas guide itu..alamakkkkkkkkkkk…hehheheh
Di kawah itu, kami pun membayangkan siksa kubur dan neraka jahim…astagfirullah..dentuman kawah Bromo begitu mengerikan..dan taukah kalian? 1 minggu setelah kita kesana, Bromo meletus lagi…nah lohhh ada ape…….epa!!!!! hehehhe
Ohhh Bromo, kenangan di sana tak terlupakan. Kenangan bersama kuda-kuda jantan kami. Bersama fotografer yang tengah asyik mencari view yang eksotik dan yang berhasil ngerjain kita..”Mbak, kalo mau dapat gambar yg bagus, caranya gini loh….(sambil mempraktekkan gaya tiarap)”, hehhehe…
Tips untuk kamu-kamu yang suka ke toilet, kayaknya kali ini kamu harus lumayan menderita. Satu kali masuk toilet Rp2.500 bo’….kaliin aja kalo dua jam sekali kalian harus wajib lapor..kikikiki…bagi-bagi pengalaman neyyyy…
Bromo!!!! Fan-tas-tic!!!!
Wah, serunyee.. jd pngn ksna.
ReplyDeleteSama kyk di laut Lampuuk Bna ya.. klo mau masuk kmr mandinya harus bayar Rp 2.000 -_-'
iya diana, indah banget..
ReplyDeletecocok bagi kamu-kamu yang berjiwa adventure!!
terus, tips buat traveling, bawalah kamera dg banyak cadangan baterai...
terus bawa handy-cam...
asli!!! aq berasa di istana awan...
subhanallah..indah banget diana....
Bromo..truly Indonesia...
kayaknya di Indonesia sekarang udah susah nyari toilet dg harga Rp500,- kali yak???!!...